Jangan mencoba untuk merubah dunia. Itu sulit, lebih tepatnya mustahil.
Hanya dengan uang, dunia akan berubah untuk kita. Itulah kenyataannya.
Author’s POV
KyuHyun masuk kedalam apartemennya melihat sepatu seseorang dipintu masuk yang bisa dipastikan milik Eun-Hyuk, teman sekaligus rekan kerjanya.
“Kau kenapa? Aku sudah datang tapi kau malah tidak ada.” Ujar Eun-Hyuk penasaran.
Walau sebenarnya terkesan tidak terlalu peduli, dia masih sibuk mengunyah keripik kentang sambil menonton penampilan penari Hip-Hop di TV.
“Ada sedikit masalah.” jawab KyuHyun malas.
“Benarkah?” kali ini Eun-Hyuk berbalik melihat KyuHyun yang sedang menggulung lengan kemejanya sampai siku.
Ada sedikit lebam dilengan kanannya. Mungkin karena kulitnya yang terlalu putih, membuat luka kecil itu terlihat lebih berwarna, warna biru pekat.
“Apa kau ketahuan?”
“Kalau aku ketahuan kau pikir aku masih bisa pulang sekarang?” tegasnya. KyuHyun memang selalu berbicara kasar, walaupun dengan orang yang lebih tua darinya.
“Lalu ?” Tanya Eun-Hyuk acuh.
“Ada detektif wanita yang berhasil menemukanku dan membawaku ke Kantor Pusat tadi. Dia juga menusukku dengan pena sialan miliknya.” Geram Kyu-Hyun sambil mengompres lengannya dengan es batu.
Eun-Hyuk tertawa sangat keras hampir terjungkal dari sofa sangking terlalu bersemangat menertawai KyuHyun.
“Hahaha… Tuan Marcus, aku baru tahu kau bahkan kalah dengan seorang perempuan. Aku mulai meragukan kemampuanmu.”
Eun-Hyuk masih tertawa saat tiba-tiba berhenti karena meringis kesakian akibat lemparan es batu dari KyuHyun yang mengenai tepat dikepalanya.
“Ya!!” protes Eun-Hyuk.
KyuHyun hanya membalasnya dengan tatapan mengerikan yang biasa dia gunakan untuk menggertak bawahannya membuat Eun-Hyuk mendengus sambil terus memegangi kepalanya.
“Wanita itu akan membuat semua ini semakin menarik.” Ujar KyuHyun dengan senyuman iblisnya membuat Eun-Hyuk takut sekaligu bingung. Mana ada orang yang senang kalau ada yang menganggu aktivitasnya. Pikirannya itu benarkan? Tanyanya pada diri sendiri.
“Ngomong-ngomong, Lee Hyuk-Jae kau tidak berniat menginap diapartemenku kan?” gertak KyuHyun.
Dan sepertinya Eun-Hyuk tau diri untuk langsung pergi dari tempat mengerikan itu. Caranya bertanya itu bisa diartikan sebagai ‘pengusiran’ secara halus.
“Tentu saja akan lebih menarik, aku ingin mengetahui sejauh mana kemampuanmu. Nona Detektif”
Seoul, 30 March 2012
“Baru kali ini aku menemui pegawai ceroboh sepertimu.” Geram Ji-Hyun.
“Oh. Ayolah onnie aku baru saja diceramahi oleh inspektur Kim lebih dari 3 jam. Dan kau tidak berniat untuk memecahkan gendang telingaku atau semacamnya kan?” balas Hyo-Hwa ketus.
Seharusnya dia harus lebih sopan didepan orang yang lebih tua, tapi kali ini pikirannya memang sedang sangat suntuk. Bahkan hanya untuk berucap lebih sopan.
Hyo-Hwa baru saja mendapat teguran etika dari inspektur Kim, pagi-pagi saat dia baru saja masuk kantor. Menghabiskan waktu 3 jam dengan semua teguran dan hanya boleh mengangguk dan menjawab ’iya’ jika tidak ingin kehilangan pekerjaannya. Hampir gila dan ingin memukul siapapun yang berada didekatnya saat ini.
“Kau memang ceroboh, mana ada pegawai yang bahkan tidak mengenal atasannya. Kau benar-benar ingin menciptakan rekor baru ya?”
Hyo-Hwa mendengus, lelah berdebat. Dia menenggelamkan kepalanya dimeja kerja didepannya. Mau dibilang bagaimanapun, tidak akan mempercayainya, dia tidak memilikinya. Bukti.
“Tapi ngomong-ngomong jas yang digunakan kepala kepolisian Cho tadi malam sama dengan yang digunakan pengacara Kim.” Ujar Ji-Hyun ragu.
Hyo-Hwa mendongak dengan mata berbinar, setidaknya pernyataan Ji-Hyun tadi membuatnya merasa lebih percaya diri.
“Tapi tetap saja hal seperti itu tidak bisa dijadikan bukti. Kau mau dihukum karena tuduhan ‘perbuatan tidak menyenangkan’ ?”
Hyo-Hwa mendengus mendengar perkataan terakhir Ji-Hyun.
‘Dia tidak mungkin membelaku, berharap sajalah Hyo-Hwa’ rutuknya dalam hati.
“Cho KyuHyun itu, karena kau belum tahu apa-apa tentangnya jadi aku akan berbaik hati menceritakan semua hal yang kuketahui padamu.” Ji-Hyun menatap Hyo-Hwa yang masih menelungkupkan wajahnya lalu dengan cepat memaksanya untuk duduk tegak.
Hyo-Hwa melihat senior didepannya malas, tapi daripada harus mendengar omelannya lagi lebih baik dia mengalah.
“Cho KyuHyun anak dari menteri pendidikan Cho Jeong-Hwan dan ibunya Cho Ha-Na wanita paling berpengaruh didunia seni dan budaya Korea Selatan. Dia memiliki saudara perempuan yang sekarang berada di Amerika untuk meneruskan sekolah Pasca Sarjananya. Nama kakaknya, Cho Ahra.”
Hyo-Hwa mengangguk menanggapi penjelasan silsilah keluarga Cho KyuHyun yang menurutnya terlalu sempurna. Anak menteri? Pantas saja gayanya seperti itu. Mungkin dia menjadi kepala kepolisian karena pengaruh ayahnya. Ayolah, hal seperti itu sudah biasa sekarang.
“Jangan pernah berpikir Kepala Kepolisian Cho itu memanfaatkan posisi ayahnya.” Tegas Ji-Hyun seperti bisa membaca apa yang sedang dipikirkan oleh Hyo-Hwa.
“Dia lulusan terbaik disekolah dan juga di Universitasnya. Bisa masuk ke Universitas elit manapun yang dia mau di Korea Selatan.”
“Mengikuti tes masuk kepolisian dan lulus dengan nilai terbaik dibidang intelegensi juga memiliki kemampuan paling hebat dalam menembak. Keakuratannya mencapai 99%. Menjadi Kepala Kepolisian saat umur 23 tahun. Dia yang paling muda dan paling hebat di Seoul.”
“Bagaimana?” Tanya Ji-Hyun.
Setelah menghabiskan waktu bercerita panjang lebar setidaknya wanita didepannya itu harus menunjukkan sedikit kekeaguman dan ketertarikan pada atasannya itu.
“Itu hampir mustahil kan? Terlalu sempurna.” Jawab Hyo-Hwa hampir malas untuk membuka mulutnya. Dia menopang dagu menatap Ji-Hyun dengan tatapan bosan.
“Terserah padamu. Itulah faktanya.” Ujar Ji-Hyun bangkit dari duduknya.
Hyo-Hwa hanya menatap Ji-Hyun yang sepertinya akan pergi meninggalkannya sendiri.
“Oh ya Hyo-Hwa.” Ujarnya sebelum pergi. “Hari senin nanti ada upacara dan peresmian pegawai baru. Kau tidak lupa kan?”
Hyo-Hwa mengangguk, Ji-Hyun tersenyum jahil padanya.
“Yang akan menjadi Pembina hari senin nanti adalah Kepala Kepolisian Cho KyuHyun. Berdoalah semoga kau tidak mendapat hukuman kedisiplinan dan dipermalukan didepan seluruh pegawai.”
Mendadak tubuh Hyo-Hwa mengeluarkan keringat dingin dan merasa takut. Yang benar saja. Tidak mungkin dia melakukannya kan? Tapi, mungkin saja. Hyo-Hwa sudah membuatnya marah dan sepertinya itu cukup untuk dijadikan sebagai alasan.
Seoul, 2 April 2012
KyuHyun naik keatas mimbar didampingi beberapa anggota kepolisian. Berdiri sesaat untuk menarik nafas dan melihat beberapa anggota kepolisian baru yang hari ini akan diangkat secara resmi.
Mata KyuHyun berhenti bergerak saat melihat wanita itu. Park Hyo-Hwa, wanita itu berdiri dibarisan paling depan dengan kepala yang langsung tertunduk saat menyadari KyuHyun sedang menatap kearahnya. Secara terang-terangan.
KyuHyun tersenyum, menyadari kegugupan dari reaksi tubuh Hyo-Hwa. Menjahili? Itu memang kebiasaannya. Tapi, setidaknya dia masih punya hati untuk tidak mempermalukan bawahan barunya didepan semua anggota kepolisian yang sedang berkumpul saat ini.
“Aku… Tidak akan mencoba mengatur atau menggurui kalian.” Ujar KyuHyun dengan suara khasnya.
Semua orang yang berada disitu mendengar dengan seksama apa yang sedang dikatakan olehnya, kecuali Hyo-Hwa yang masih belum berani mengangkat kepalanya sedikitpun.
“Hanya saja.” ujar KyuHyun terputus. Kembali tersenyum sambil menatap Hyo-Hwa.
“Kalian harus mematuhi ‘Kode Etik’.”
Kepala Hyo-Hwa terangkat saat mendengar kata ‘Kode Etik’. Mengingat bagaimana saat dulu bagaimana KyuHyun menceramahinya tentang masalah itu.
“Pertama. Jangan melukai saksi sekaligus tersangka dan jangan mencoba menangkap seseorang tanpa surat perintah penangkapan. Kalian tidak mau masuk penjara hanya karena tuduhan ‘Perbuatan tidak menyenangkan’ bukan? ”
KyuHyun mengamati ekspresi wajah Hyo-Hwa yang menatapnya sinis dengan mulut yang terus berbicara tidak jelas. Tersenyum lagi.
Ternyata dia memang tidak bisa meninggalkan kebiasaannya itu. Menjahili orang.
*****
Hyo-Hwa’s POV
Aku menuangkan hampir setengah susu kedalam gelas plastic ditanganku kemudian mencampurnya dengan kopi. Meniupnya dulu sebelum meminumnya.
Pria itu, benar-benar membuatku terkena Hipertensi. Lihat saja bagaimana gayanya tadi saat berbicara. Aku semakin tidak sabar untuk membuka identitasnya secepatnya.
Aku menekan tombol lift didepanku dengan tidak sabar. Sudah kukatakan bukan? Aku sedang sangat emosi. Dan tidak memiliki tempat untuk melimpahkannya.
“Jangan pernah melupakan kode etik. Aku tidak mencoba mengatur atau menggurui kalian.” Ejekku mengikuti gaya bicara KyuHyun tadi.
Dan aku nyaris tersedak dengan kopi panas saat pintu lift terbuka dan melihat Cho KyuHyun berdiri didepanku. Masih dengan gaya sombongnya, memasukkan tangan kesaku celana dan menatap dingin siapapun yang berada didepannya.
Tidak mungkin aku mundur kan? Akan sangat aneh. Dia bisa berfikir kalau aku takut padanya. Iya, kenapa harus takut seharusnya dia yang takut, aku benarkan?
Aku masuk kedalam lift, sedikit takut sebenarnya. KyuHyun itu egois. Lihat saja, dia berdiri tepat ditengah dan tidak berniat sedikitpun untuk memberiku jalan. Aku terpaksa berjalan menyamping untuk bisa berdiri dibelakangnya. Menyebalkan!
Berada didalam lift bersamanya benar-benar mengerikan. Meskipun ini bukan yang pertama. Auranya sangat mengerikan, dia seperti datang dari kegelapan.
Aku fikir dia akan terus diam, karena sepertinya dia terlihat tidak suka berbicara. Dan saat dia mengeluarkan suaranya membuatku terkejut sekaligus merinding.
“Tidak baik.” Ujarnya pelan.
Suaranya lembut, aku suka. Tapi sikapnya kasar dan aku benci itu.
“Maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.
“Kopi, minuman itu kerjanya hampir sama seperti heroin. Membuat orang yang mengkonsumsinya ketagihan dan ketergantungan.”
“Efek lainnya adalah kurang tidur.” Ujarnya, kemudian berbalik.
Aku menatapnya dengan tatapan tidak suka. Dia sepertinya senang sekali memerintah dan menggurui orang.
“Kalau kau kurang tidur, itu akan membuatmu cepat lelah. Dan kalau sampai hal seperti itu terjadi…” kata-katanya terhenti.
Dia menatapku, kemudian tersenyum. Terkesan mengejek.
“Apa?” tanyaku ketus. Tidak peduli dengan statusnya yang memiliki kemungkinan bisa memecatku saat ini juga.
“Aku akan kehilangan detektif yang sangat bernafsu menangkapku. Dan itu akan membuatku bosan.” Ujarnya sombong.
“Kau ingin aku menangkapmu?” tanyaku geram.
“Memangnya kau bisa?” balasnya lagi-lagi dengan gaya sombongnya.
Dia tersenyum, kemudian berbalik tepat dengan pintu lift yang terbuka. Aku harus sabar. Tidak, aku tidak boleh melemparnya dengan gelas plastik ditanganku ini.
Aku mengikutinya dari belakang, tidak bermaksud membuntutinya. Hanya saja nasibku sangat sial karena ternyata kantorku berada dilantai yang sama dengannya.
Dia memasuki kantor pribadinya yang sepertinya sangat nyaman. Berbeda dengan detektif baru sepertiku yang hanya memiliki satu set meja dan komputer yang sepertinya masih menggunakan processor Pentium IV. Menyedihkan sekali.
“Hai, nona detektif.” Sapa Ji-Hyun onnie sok manis. Dia pasti tahu kalau aku sedang kesal dari tampangku tanpa perlu mengatakannya sekalipun.
“Apa ada hal menarik yang terjadi hari ini?” tanyanya antusias. Sepertinya dia orang yang paling bahagia saat aku sedang kesal dan emosi.
“Satu lift dengan kepala kepolisian Cho. Apa itu termasuk hal menarik?” tanyaku kesal.
“Kau serius?”
“Ayolah onnie~. Apa hebatnya hal seperti itu?” kali ini aku benar-benar tidak bisa memaklumi sifat wanita ini yang terlalu memuja atasannya itu.
“Kau tahu tidak kalau Kepala Kepolisian Cho itu tidak pernah mau satu lift dengan siapapun?” tanyanya serius.
Aku menggeleng, hebat sekali. Berarti aku orang pertama yang naik lift bersamanya. Apa harus ada penghargaan untukku? Dasar pria egois, sombong, menyebalkan!!
“Kau tahu caranya dia menolak seseorang saat masuk lift bersamanya?”
Aku menggeleng lagi. “Apa?” tanyaku sedikit penasaran dengan kata-kata kasar yang akan digunakan oleh Kepala Kepolisian Cho itu.
“ ‘Kau atau aku yang keluar?’ “
Mataku membuat mendengar perkataan Ji-Hyun onnie. Tentu kata seperti itu tidak tergolong kasar, tapi membayangkan bagaimana pria itu mengucapkannya saja sudah cukup membuatku takut.
“Dulu ada pegawai baru sepertimu dan menaiki lift yang sama dengan Kepala Kepolisian Cho gunakan. Dia mengalami hal seperti itu dan setelah itu tidak ada satu orangpun yang berani menggunakan lift yang sama dengannya.”
Aku menelan ludahku yang terasa asam. Pria itu mengerikan sekali, membuat orang akan berpikiran negative tentangnya.
“Dia tidak mengusirmu atau mengatakan apapun padamu?”
“Hanya menceramahiku tentang kopi.”
“Kau beruntung. Tapi, sepertinya Kepala Kepolisian Cho menaruh minat padamu.” Goda Ji-Hyun onnie.
“Yang benar saja.” ujarku malas.
Pembicaraan kami terhenti karena tiba-tiba saja Inspektur Kim mendatangiku dan Ji-Hyun onnie.
“Kalian berdua, ikut aku. Ada kasus pembunuhan di daerah Dongdaemun-gu.” Ujarnya cepat.
Ji-Hyun onnie langsung bangun dari tempatnya dan mengikuti Inspektur Kim yang sudah berjalan lebih dulu kedepan.
Kikuk. Itulah salah satu dari beberapa kekuranganku. Semakin didesak aku akan semakin lamban. Dan saat sadar inspektur Kim dan Ji-Hyun onnie sudah lenyap dari pandanganku.
Secepat apapun aku berlari lift yang mereka naiki ternyata sudah jalan lebih dulu. Terpaksa aku menunggu lift berikutnya.
Aku bergegas mengejar Ji-Hyun onnie yang sedang membuka pintu mobil dan sepertinya akan langsung pergi dengan inspektur Kim. Tapi, percuma. Mereka sudah pergi.
Bagus. Aku pasti akan dimarahi habis-habisan lagi oleh inspektur Kim. Didunia kerja tidak akan ada orang yang membantu kita kecuali diri kita sendiri. Hanya boleh bergantung pada diri sendiri. Begitu kata appa saat aku baru masuk di Kepolisian Seoul.
Ah, sial. Disaat seperti ini aku jadi merindukan saat-saat sekolah dimana aku bisa meminta tumpangan pada temanku.
Tiin.. tiin…
Aku menoleh mendengar klakson mobil dibelakangku. Bersikap sopan dan mundur beberapa langkah memberi jalan. Tapi, mobil itu malah berhenti didepanku. Plat polisi, mungkin orang ini juga akan ketempat pembunuhan itu. Daripada pergi sendirian, lebih baik aku menumpang padanya saja.
Tidak berfikir lagi aku membuka pintu mobil itu dan langsung duduk manis dikursi kiri disamping orang yang mengemudikan mobil ini. Aku baru saja akan tersenyum dan ingin menyapa pengemudi mobil ini. Tapi, sedetik kemudian semuanya berubah. Dia…
“Kepala Kepolisian Cho?” ujarku hampir berteriak.
Dia tidak menoleh, hanya menatap lurus kedepan. Tidak. Ini tidak boleh, jangankan satu mobil dia bahkan tidak mau satu lift dengan siapapun.
“Maaf, sepertinya aku salah masuk. Aku naik taxi saja.”
Baru saja tanganku bergerak ingin membuka pintu saat tiba-tiba dia… Wajahnya tepat dihadapanku. Membuat jantungku berdetak gila. Entah bagaimana dia bisa bergerak secepat itu.
Tunggu. Kenapa aku harus gugup? Tidak, aku harus keluar dari sini.
Tanganku bergerak lagi ingin membuka pintu disampingku tapi tangannya menahanku. Tangan kanannya berada disisi kanan tempat dudukku menahan beban tubuhnya. Lagi-lagi aku bisa menghirup aroma tubuhnya, manis dan segar dalam saat yang bersamaan.
Wajahnya bergerak mendekat, dan aku pasti sudah bodoh karena malah menutup mataku. Harus bagaimana lagi, wajahnya terlalu menyilaukan.
Aku mendengar suara seperti tali yang ditarik. KyuHyun memasang sabuk pengaman dan kembali pada posisinya. Tadi itu, dia hanya mau memasang sabuk pengaman? Kenapa aku menutup mata seperti itu? Dia pasti akan menertawakanku.
“Kau lamban. Kenapa orang sepertimu bisa lulus di Kepolisian?”
Kutarik kembali kata-kataku yang mengatakan wajahnya terlalu menyilaukan. Dan lupakan tentang kebodohanku tadi. Dia itu memang pria menyebalkan berlidah tajam.
“Maaf menyusahkanmu. Seharusnya kau membiarkan ‘Si Lamban’ ini untuk naik taxi dan tidak mengganggumu” jawabku ketus.
“Masalah akan semakin besar kalau aku membiarkanmu pergi sendiri. Kau bisa tersesat nona detektif.” Ujarnya angkuh.
“Terima kasih sudah mencemaskanku Kepala Kepolisian CHO.” Balasku geram. Jangan harap aku bisa bebicara manis didepannya. Dia tidak bisa diajak bicara baik-baik.
“Sama-sama.” Jawabnya acuh. Tapi aku bisa melihat sekilas sudut bibirnya yang tertarik. Tersenyum? Sepertinya kekesalanku adalah kebahagiannya.
Author’s POV
“Korban Cha Myung-Gun. Laki-laki. Umur 26 tahun. Waktu kematian sekitar 10 jam yang lalu. Penyebab kematian kehabisan nafas.” Jelas anggota penyelidik itu pada anggota kepolisian dan beberapa detektif yang berada disitu.
“Riwayat penyakit korban?” Tanya Hyo-Hwa penasaran. Tidak ada tanda-tanda pembunuhan atau semacamnya. Racun? Tidak ada deteksi racun dari tubuh korban.
Benar-benar pembunuhan atau bunuh diri?
“Tidak pernah ada riwayat penyakit yang serius, bahkan korban nyaris tidak pernah terserang penyakit.” Jelas penyelidik itu lagi.
Cha Myung-Gun tinggal bersama adik laki-lakinya diapartemen kecil itu. Cha Myung-Soo, umur 24 tahun, pekerjaan mahasiswa.
Para polisi itu awalnya curiga dengan adiknya, tapi adiknya terus saja mengatakan kalau kakak laki-lakinya itu bunuh diri. Tapi, dia tidak mau mengatakan apa penyebab kalau kakaknya harus melakukan hal seekstrim itu.
Tidak ada tanda apapun dari tubuh korban, seperti tusukan atau hantaman. Mati kehabisan nafas? Jendela kamarnya bahkan dibuka lebar, dan dia tidak menggunakan AC atau kipas angin.
Mungkin kalau ada 2 benda pendingin itu bisa saja racunnya dimasukkan kedalam kedua benda tersebut. Bunuh diri ? Masih terlalu dini untuk mengatakan ini bunuh diri.
“Sudah kubilang kakakku bunuh diri.” Myung-Soo masih saja mencoba membela dirinya yang dipaksa untuk ikut kekantor polisi.
“Bekerjasamalah, agar kau bebas.” Ujar Inspektur Kim tenang.
Myung-Soo mengacak rambutnya frustasi, kemudian menarik nafas kasar.
“Kakakku akan menikah tapi tiba-tiba dipecat dari kantornya. Dan dia sangat stress dengan hal itu!!” nafas laki-laki itu memburu kemudian menarik kasar tangan petugas yang memegang tangannya.
“Menikah?” Tanya Hyo-Hwa penasaran.
Wanita itu terlihat sangat tertarik dengan kasus ini. Bukan apa-apa, pembunuhannya terlalu bersih. Benar-benar tanpa jejak.
Myung-Soo hanya mengangguk kemudian berjalan sendiri menuju dapur.
“Aku mau minum, apa aku harus meminta izin dulu?” tanyanya kasar.
Hyo-Hwa mengikuti Myung-Soo secara terang-terangan, hanya ingin melihat-lihat mungkin ada petunjuk yang bisa ditemukan.
Ada 3 piring bekas jajangmyeon diatas meja dapur lengkap dengan 3 gelas air yang sudah tidak berisi.
“Kalian selalu makan diluar?” Tanya Hyo-Hwa memperhatikan meja dapur itu.
“Iya.” Jawab pria itu singkat.
“Dan kakakku yang selalu membeli makanannya.” Jelasnya lagi sebelum semakin dicurigai.
Hyo-Hwa mengangguk. “Apa ada orang lain tadi malam?”
“Kekasih kakakku datang, makanya ada 3 piring.”
“Kotor sekali, kenapa tidak dibersihkan?” Tanya Hyo-Hwa membuat pria itu mendecak sebal.
“Kran airnya rusak. Kakakku melarangku untuk membersihkannya. Dia bilang akan memanggil orang untuk memperbaiki kran itu dulu.”
Hyo-Hwa kembali mengangguk, Myung-Soo meninggalkan Hyo-Hwa sendirian setelah selesai dengan urusannya. Wanita itu masih berada didapur itu, menurut penjelasan adiknya kakak dan kekasihnya duduk bersebelahan dan dia duduk didepan mereka berdua.
Masih ada kemungkinan kalau korban diracuni, kalau tidak salah anggota penyelidik sudah memeriksa makanan dan minumannya tadi, tapi tidak menemukan reaksi racun atau apapun dimakanan yang dimakan korban tadi malam.
Wanita itu menatap dapur berantakan itu penasaran, mendekat saat melihat gelas minuman yang meninggalkan bekas putih seperti susu. Tapi sepertinya bukan bekas susu melainkan vitamin. Dongdaemun-gu, daerah yang merupakan pusat pernjualan obat herbal dikorea. Tidak heran jika mereka mengkonsumsi vitamin dan sebagainya.
Hyo-Hwa mennyentuh dengan ujung jarinya sisa bubuk yang tersisa dilingkaran gelas. Mencoba membaui aromanya. Untuk vitamin sekalipun, pasti memiliki aroma dan rasa apalagi yang berasal dari tumbuhan.
Mata wanita itu membulat sempurna menyadari kenyataan bahwa tidak ada bau apapun yang keluar dari bubuk tersebut. Hanya ada satu kemungkinan. Ini… Botulinustoxin
Botulinustoxin. Satu gram itu sudah cukup untuk membunuh 50 juta orang.
Dapat diperoleh dari protein alami dari bakteri Clostridium botulinum, memiliki bentuk bubuk, tanpa bau atau rasa. Mencegah sistem saraf untuk mengontrol otot.
Digunakan dalam jumlah kecil sangat anti-keriput, botox. Efek racun dimulai setelah setengah hari atau penuh tonik. Pada awalnya muncul sulit untuk berbicara dan visi, dan kelumpuhan sistem pernafasan dan setelah beberapa hari korban meninggal karena sesak napas, meskipun dalam kesadaran penuh. Efeknya dapat ditemukan di TKP, tapi tidak di tubuh korban.
KyuHyun terus memperhatikan Hyo-Hwa dari jarak yang dekat namun tidak disadari oleh wanita itu. Dia terlalu sibuk sampai-sampai tidak menyadarinya.
Pria itu tersenyum tipis, melihat bagaimana kening wanita itu berkerut dan tiba-tiba mengeluarkan senyuman manis diwajahnya. Membayangkan bagaimana saat wanita itu berusaha begitu keras untuk menangkapnya saat itu. Mungkin ekspresinya juga sama. Manis.
Hyo-Hwa membawa gelas yang dicurigainya itu pada anggota penyelidik, diam-diam meminta mereka untuk memeriksanya, hanya untuk memastikannya saja.
*****
Anggota tim penyelidik itu membawa tubuh Cha Myung-Gun dari TKP, ingin mengidentifikasi lebih lanjut. Tepat saat mereka berada dipintu keluar semua orang yang berada disitu dikejutkan oleh teriakan seseorang. Teriakan wanita tepatnya.
Hyo-Hwa’s POV
Aku masih berkeliling melihat-lihat mungkin saja ada jejak yang ditinggalkan oleh pelaku.
Tubuhku terperanjat medengar teriakan histeris didepan pintu masuk. Aku berlari ke tempat sumber suara itu, melihat seorang wanita cantik menangis histeris sekaligus shock. Sepertinya itu kekasihnya.
Ji-Hyun onnie terlihat sedang menenangkan wanita itu, dan aku hanya bisa menatap iba. Jadi begitu rasanya saat seseorang yang kau anggap sangat penting dalam hidupmu tiba-tiba menghilang.
“Tidakkah terlalu berlebihan?” aku menoleh mendengar suara KyuHyun yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingku.
‘Hah. Yang benar saja!’ rutukku dalam hati. ‘Dia tidak sedang membuntutiku atau apa kan?’
“Apanya yang berlebihan? Kalau kehilangan seseorang yang berharga bagimu bukankah itu hal yang wajar. Menangis satu-satunya cara untuk membuang beban.” Jawabku tidak melihatnya.
“Apa kau pernah mengalami hal seperti itu?” tanyanya terkesan sedikit penasaran.
“Tidak. Dan aku tidak ingin mengalami hal tidak menyenangkan seperti itu.” Jawabku meninggalkannya.
Entah kenapa berada didekatnya itu memberikan akibat buruk bagi jantungku, debarannya terlalu keras seperti ingin keluar tubuhku.
“Apa kau takut?”
Aku membalikkan tubuhku menatapnya, hanya memperburuk keadaan sebenarnya. Wajah menyebalkannya itu, ah aku pasti sudah gila. Wajahnya itu… Terlalu sederhana untuk kata ‘tampan’ sekalipun.
“Kau takut kehilangan seseorang yang kau anggap penting?” tanyanya lagi. Matanya menatapku lurus dan aku akan semakin terlihat bodoh kalau tidak membalas tatapannya. Terlihat seperti remaja tanggung yang malu dihadapan orang yang disukainya.
Suka? Tidak. Aku tidak menyukainya, hanya kagum. Benar. Hanya kagum, pasti seperti itu. ‘Park Hyo-Hwa konsentrasilah’
KyuHyun memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya, masih menunggu jawabanku sepertinya.
“Aku hanya benci menangis. Itu membuatku terlihat lemah.”
Kali ini aku pergi tanpa mempedulikan tanggapannya lagi. Memang tidak seharusnya aku terlalu dekat dengannya. Dia itu seseorang yang harus kutangkap, bukan seseorang yang bisa kudekati. Untuk alasan apapun.
*****
KyuHyun’s POV
Aku menatap punggung Hyo-Hwa yang dengan tergesa-gesa meninggalkanku. Tidak bermaksud menahannya untuk lebih lama, melihat reaksi wajah wanita itu yang sedikit tidak senang dengan pertanyaanku tadi.
Didengar dari jawabannya, wanita itu hanya berpura-pura kuat dan benci dikasihani. Apalagi oleh seseorang yang dianggapnya musuh. Seperti statusku sekarang. Aku adalah musuhnya.
Aku membalikkan tubuhnya, menatap dingin wanita yang masih menangis histeris mengetahui kalau kekasihnya ternyata sudah tidak bernyawa itu, tidak merasa kasihan atau iba sedikitpun.
Orang pertama yang harus dicurigai adalah seseorang yang menurut kasat mata tidak mungkin melakukannya, seseorang yang tidak pantas dicurigai sedikitpun. Itulah prinsip pertama dalam menentukan pelaku dalam suatu kejahatan menurutku.
Kwon Ha-Na, nama wanita itu. Umur 25 tahun, pekerjaan pegawai salah satu herbal market yang terkenal didaerah ini. Saat ini hanya sebatas itu informasi yang kudapat. Berhubung wanita itu masih menangis dan belum bisa diinterogasi.
Tapi, kecurigaanku padanya tidak berkurang sedikitpun. Tentu tidak sulit untuknya menemukan racun yang tidak memiliki bau dan rasa kalau dilihat dari tempat kerjanya.
Botulinustoxin. Kalau analisaku tidak salah, racun itulah yang digunakan pelaku. Tumbuhan yang awalnya hanya bernasib sebagai tanaman liar yang diabaikan. Berubah menjadi senjata pembunuh mengerikan yang digunakan sebagai alat balas dendam oleh orang jaman dulu.
Kwon Ha-Na memeluk erat tas dilengan kirinya, entahlah terkesan mencurigakan dimataku. Aku sudah beberapa kali melihat dan menilai tes psikometrik anggota kepolisian baru dan itu cukup sebagai pengalaman berharga dalam menilai psikologis seseorang.
Untuk ekspresi terkejutnya aku bisa menyimpulkan kalau itu bukanlah kebohongan. Tapi tangisannya itu terkesan sangat dipaksakan. Bukan bermaksud menuduh tapi itu lebih seperti firasat. Aneh, tapi entah kenapa aku yakin.
Aku melihat Ji-Hyun mencoba untuk menyimpan tasnya, tapi lagi-lagi wanita itu terkejut dan kembali memeluk erat tasnya itu. Sedang mencoba menyembunyikan senjatamu. Nona?
Aku tersenyum tipis, tapi tidak bermaksud membongkar semuanya sekarang juga. Aku ingin mendengar pendapat wanita itu. Hyo-Hwa maksudku. Menarik setiap kali melihat keningnya yang berlipat saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kasus ini.
Aku melihat Hyo-Hwa dengan posisi tubuh membelakangiku, sedang memperhatikan meja yang berada dikamar korban. Serius sekali. Sampai-sampai tidak menyadari kehadiranku.
Aku berjalan pelan mendekatinya, berhenti saat sudah berada tepat dibelakangnya. Hebat sekali, wanita ini benar-benar tidak menyadari kehadiranku sedikitpun.
Aku berdehem kecil ingin membuatnya mengetahui keberadaanku. Entah karena terlalu terkejut, wanita itu dengan cepat membalikkan tubuhnya membuat wajahnya langsung bertabrakan dengan dadaku.
Wanita itu meringis dan kehilangan keseimbangannya, hampir menabrak meja dibelakangnya. Dan lagi-lagi tanganku sangat refleks menangkap tubuhnya. Melingkarkan tangan kananku disekeliling pinggangnya.
Tubuh Hyo-Hwa tersentak, tapi dia terlalu lemah untuk melepaskan dirinya. Dan yang lebih aneh adalah saat dia tidak berani menatapku. Mungkin aku bisa membaca psikologis siapapun yang kuinginkan kecuali wanita ini. Entahlah, ekspresi wajahnya benar-benar tidak kumengerti.
Tiba-tiba tangan Hyo-Hwa bergerak melepaskan dirinya. Sial. Sisi lain diriku ingin berada dengan posisi seperti tadi lebih lama.
‘Bagus Cho KyuHyun. Kau tidak lebih dari seorang mesum sekarang.’ Cercaku pada diri sendiri.
“A-ada apa?” tanyanya terkesan gugup.
“Tidak ada.” Jawabku dingin.
Hyo-Hwa menatapku dengan mata membesar dan pipi yang dikembungkan terlihat seperti bocah kecil yang sedang marah karena tidak dibelikan permen.
“Lanjutkan saja penyelidikanmu. Anggap aku tidak ada.” Ujarku menyuruhnya.
“Dengan tinggi tubuhmu yang mencapai 185cm? Kau mau menyuruhku untuk menganggapmu sebagai tiang?” tanyanya geram membuatku hampir tertawa.
Tapi tentu aku tidak akan tertawa didepannya, aku harus bersikap keren. Bukankah aku Marcus?
“Setidaknya aku tiang antik.” Jawabku sombong.
Wanita itu mendengus kemudian meninggalkanku, sepertinya dia tahu kalau percuma saja berperang kata denganku. Sayang sekali, itu memang salah satu kelebihanku.
Aku memperhatikan gerak-geriknya secara terang-terangan dan dia terlihat sangat terganggu. Jelas sekali dari reaksi tubuhnya. Benar-benar tidak percaya diri.
Tapi, entah bagaimana hal itu malah membuatnya terlihat begitu menarik. Dia hanya melakukan hal sederhana dan dengan mudah bisa menarik seluruh perhatianku.
Tidak. Tentu aku tidak menyukainya, dia hanya menarik. Benar. Hanya itu. Pasti begitu.
Wanita itu menjadi pendiam saat bersamaku, membuatku harus menerka-nerka apa yang sedang dia pikirkan. Atau mungkin dia sedang memikirkan bagaimana cara untuk menangkapku? Sangat menarik.
“Kalau seseorang yang kau anggap sangat penting dalam hidupmu pergi dalam pengertian tidak akan kembali lagi seharusnya bukan ekspresi seperti itu yang dikeluarkan oleh orang yang ditinggalkan.” Ujarku menatap lemari kayu didepanku.
Hyo-Hwa menatapku, mungkin bingung dengan pernyataanku yang tiba-tiba.
“Maksudmu? Kau mencurigai Kwon Ha-Na?” tanyanya langsung.
Aku tersenyum tipis. Suka dengan cara berfikirnya yang cepat. Dia pintar tapi sedikit lamban.
“Kalau orang itu sangat penting dan memiliki pengaruh besar bagimu mungkin kau akan menangis.” Ujarku menatapnya dan dia menatapku bingung.
“Tapi hanya air matamu yang akan keluar. Pita suaramu akan putus mendadak dan kau hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa suara sedikitpun. Begitulah seharusnya.” Lanjutku membuatnya terkejut.
“Tapi, bukankah ekspresi setiap orang akan berbeda?” tanyanya.
“Mereka sudah lama berkencan dan akan segera menikah. Untuk seseorang yang akan kau nikahi tentu orang tersebut sangat berharga. Karena menikah bukan hal yang akan kau lakukan untuk 10 atau 20 tahun kedepan. Melainkan untuk seumur hidupmu.”
Hyo-Hwa menatapku lagi-lagi dengan ekspresi yang tidak bisa kubaca. Membuatku mendekatkan wajahku dengannya. Seakan-akan saat ini aku berdiri terlalu jauh dan tidak bisa menatap wajahnya dengan baik.
Hyo-Hwa mendongakkan kepalanya dan begitu terkejut saat wajahku berada tepat didepannya saat ini. Aku suka aroma wanita ini. Bau salju. Dingin, begitu putih dan murni. Salju itu hampir tidak berbau tapi begitu dingin menyentuh indra penciuman seperti itulah aromanya.
Tiba-tiba pikiran aneh terlintas dikepalaku saat melihat wajahnya dengan jarak seperti ini. Aku ingin… Memilikinya.
Hyo-Hwa tampak gugup sebelum akhirnya menatap kearah lain dan membalikkan tubuhnya melangkah ingin meninggalkanku.
“Apa definisi cinta menurutmu?” tanyaku membuat langkahnya terhenti.
Dia berbalik melihatku. “Kalau menurutmu?” tanyanya balik.
Kenapa dia malah berbalik bertanya begitu? Aku benar-benar termakan perkataanku sendiri.
“Aku sedang bertanya padamu.” Ujarku dingin.
Dia tersenyum tipis mendengar ucapanku. “Aku tidak pernah benar-benar mencintai seseorang selain orang tuaku.” Ujarnya hampir tidak bisa kupercaya.
Hyo-Hwa pergi setelah sedikit membungkuk padaku, dan aku hanya bisa melihatnya sampai punggungnya menghilang dari pandanganku. Dia senang sekali meninggalkanku dan tidak suka berada didekatku sepertinya.
Sial. Aku benci kenyataan seperti itu.
*****
Author’s POV
Hyo-Hwa melihat Ji-Hyun yang masih mencoba menenangkan Kwon Ha-Na yang terus menangis sejak tadi.
Mulai curiga saat melihat cara kekasih Cha Myung-Gun itu memeluk tasnya , mungkin juga tanpa sadar dia sudah mendengar sugesti KyuHyun tadi.
Hyo-Hwa tersenyum tipis kemudian mendekati Ji-Hyun dan Kwon Ha-Na yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.
“Maaf. Boleh aku mmelihat kartu identitas anda?” Tanya Hyo-Hwa sopan.
Kwon Ha-Na menatap Hyo-Hwa yang menyunggingkan senyum tipisnya kemudian mengangguk.
Mata Hyo-Hwa tidak lepas saat melihat wanita didepannya itu saat mulai membuka resleting tasnya dan akhirnya memberikan kartu identitasnya. Dengan jelas melihat botol kecil berisi bubuk putih yang mungkin tidak dicurigai oleh siapapun.
Hyo-Hwa mengambil kartu nama itu dan pura-pura membacanya.
“Kau sakit?” tanyanya tanpa melepas pandangan dari kartu identitas ditangannya.
“Tidak.” Jawab Kwon Ha-Na dengan suara serak, mungkin akibta terlalu lama menangis.
“Lalu botol yang ada didalam tasmu itu apa?” Tanya Hyo-Hwa menatap Kwon Ha-Na dingin.
“Apa… Botulinustoxin?”
Kwon Ha-Na membulatkan matanya shock, dengan gerakan cepat Ji-Hyun mengambil tas Kwon Ha-Na dan menemukan botol kecil berisi bubuk putih itu.
Ji-Hyun membuka botol kecil itu dan mencoba untuk membaui aromanya, tapi tidak ada bau apapun.
“Aku tidak tahu apa maksudmu? Dan kenapa kau menuduhku seperti itu?” Tanya Kwon Ha-Na panik.
“Lagipula kalau aku ingin meracuninya dengan Botulinustoxin untuk apa aku membawa-bawa barang bukti ketempat ini?” ujarnya membela diri.
Hyo-Hwa tersenyum tipis. “Aku tidak menuduhmu dan tidak banyak orang yang mengetahui tentang Botulinustoxin kecuali orang yang sudah sangat lama bekerja dalam pengolahan bahan kimia yang berasal dari herbal.”
Kwon Ha-Na menatap shock detektif didepannya yang hanya dibalas dengan senyuman tipis dari Hyo-Hwa.
“Kau sudah lama bekerja dipasar obat herbal, pasti banyak tahu tentang obat yang bisa dialih fungsikan menjadi racun.”
Beberapa orang datang setelah mendengar keributan yang ditimbulkan Kwon Ha-Na tadi, salah satunya adalah Cha Myung-Soo. Dia menatap tidak percaya calon kakak iparnya yang sekarang sedang didesak oleh kebenaran pahit yang sebentar lagi akan terbongkar.
“Ti-tidak mungkin noona melakukannya bukan?” ujar Myung-Soo hampir kehilangan suaranya karena terkejut.
Mendengar ucapan Myung-Soo membuat Kwon Ha-Na tersenyum licik, sangat mengerikan untuk ukuran orang yang baru saja menangis seperti malaikat dan tiba-tiba saja berubah menjadi iblis.
“Kau tidak menduga kalau korban akan mati secepat itu. Rencana awalmu adalah membuatnya menderita terlebih dahulu sebelum kematian menghampirinya. Karena itulah kau masih membawa racun itu sampai sekarang. Kami akan memeriksa tempat tinggalmu dan pasti masih ada sisa Botulinustoxin disana.” Ujar Hyo-Hwa.
“TIdak perlu.” Jawab wanita itu cepat. “Memang aku yang membunuhnya.” Akunya tanpa peduli dengan ekspresi kecewa Myung-Soo.
“Tapi kenapa? Bukankah kalian akan menikah? Myung-Gun Hyung sedang mengusahakannya.” Ujar Myung-Soo menatap Kwon Ha-Na tidak percaya.
“Mengusahakan katamu?” ulang wanita itu meremehkan. Wanita itu tersenyum pahit kemudian menatap calon adik iparnya.
“Dia berkencan dengan anak pemilik perusahaan maka itu dia dipecat. Menikah? Sepertinya dia sudah lupa dengan rencana itu dan sedang merayu putri pemilik perusahaan itu untuk membuatnya kembali bekerja disana. Mungkin setelah mendapatkan pekerjaannya lagi dia akan membuangku. Pria brengsek!”
“Tidak mungkin.” Ujar Myung-Soo tidak percaya.
“Aku melihatnya dan mendengarnya sendiri. Untuk apa mempertahankannya, hubungan kami sudah hancur.”
Wanita itu tersenyum licik. “Aku mencintainya dan telah memberikan segalanya. Kalau dia tidak membalasnya, maka dia harus mati.”
Semua anggota kepolisian yang berada disana menatap ngeri Kwon Ha-Na wanita berwajah malaikat tapi berhati iblis.
“Cinta itu…” ujar Hyo-Hwa terputus membuat pusat perhatian beralih padanya.
“Cinta itu adalah tentang menjadi bodoh, egois dan tidak tahu malu.” Hyo-Hwa menatap Kwon Ha-Na dengan tatapan kasihan.
“Bodoh karena kau akan memaafkannya sebesar apapun kesalahan yang dilakukan olehnya padamu. Membuatmu terlihat hampir seperti idiot.
Egois karena kau hanya melihatnya, bukan orang lain yang lebih tampan, cantik atau lebih kaya darinya. Kau hanya mencintainya untuk alasan yang terkadang tidak kau mengerti.
Tidak tahu malu karena kau akan terus mengejarnya dan terus mencintainya walaupun dia tidak. Kau mungkin akan marah dan bertengkar tapi secepat itu pula kau akan kembali padanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Cinta itu… adalah tentang menjadi seperti itu.”
Air mata Kwon Ha-Na tiba-tiba keluar tanpa dia sadari, penyesalan memang selalu datang terlambat.
Beberapa anggota kepolisian mendatangi Kwon Ha-Na dan memasang gelang besi itu dikedua tangan putihnya.
Percuma menangis, semuanya sudah terjadi. Manusia tidak hidup dimasa lalu.
Kwon Ha-Na dibawa oleh petugas itu melewati Hyo-Hwa yang berdiri didepannya.
“Kwon Ha-Na.” panggil Hyo-Hwa dingin, wanita itu berdiri sesaat.
“Once dead, they can never come back to life (Sekali mati, mereka tidak akan pernah bisa kembali hidup)”.
Pandangan Kwon Ha-Na mendadak kosong mendengar ucapan terakhir detektif wanita itu. Efek yang ditimbulkan bahkan lebih parah dari sebuah tamparan sekalipun.
Anggota kepolisian itu kembali membawa Kwon Ha-Na meninggalkan apartemen milik Cha Myung-Gun. Hyo-Hwa hanya menatap punggung pelaku itu dengan tatapan dingin.
Tidak akan pernah ada pembenaran untuk sebuah kesalahan.
“Kerja bagus detektif Park.” Puji inspektur menepuk pundak Hyo-Hwa.
“Khamsamida.” Jawab detektif baru itu membungkuk. Tersenyum saat melihat Ji-Hyun mengancungkan dua jempol kearahnya dari balik tubuh inspektur Kim.
Inspektur Kim dan Ji-Hyun berjalan mendahului Hyo-Hwa pergi dari TKP. Hyo-Hwa baru saja akan mengikuti mereka dari belakang saat suara pria itu menghentikannya.
“Aku suka caramu mendiskripsikan definisi cinta.” Ujar KyuHyun yang berdiri dibelakangnya.
“Tapi. Caramu mendiskipsikannya terkesan menyedihkan. Seolah-olah hanya cinta sepihak.” Komentar pria itu.
Hyo-Hwa membalikkan tubuhnya menatap KyuHyun dengan tatapan yang lagi-lagi tidak terbaca oleh pria itu.
“Bukankah aku sudah bilang kalau aku belum pernah mencintai seseorang kecuali orangtuaku.” Jelas Hyo-Hwa sedikit kesal.
“Tapi aku tetap suka.” Ujar pria itu tersenyum tipis kemudian berjalan melewatinya.
Hyo-Hwa masih berdiri ditempatnya masih berada dialam bawah sadarnya karena baru menyadari bahwa ternyata pria menyebalkan itu sangat manis saat sedang tersenyum. Membuatnya terlihat bodoh karena terlalu lama terpesona.
“Hei nona detektif.” Panggil KyuHyun menyadarkannya.
“Disini tidak ada taksi.” Ujarnya dengan senyum terkulum.
Hyo-Hwa baru sadar melihat tidak ada lagi orang yang berada di TKP tersebut. Padahal dia sudah berniat untuk menumpang mobil inspektur Kim tadi, tapi KyuHyun sudah merusak seluruh konsentrasinya dalam waktu beberapa detik saja.
Dengan gerutuan tidak jelas dan langkah besar-besar Hyo-Hwa menghampiri KyuHyun. Dan dengan sangat terpaksa kembali naik dimobil yang sama dengannya. Lagi.
*****
Hyo-Hwa turun lebih dulu dari mobil KyuHyun saat mereka sudah kembali kekantor pusat kepolisian Seoul. Dan terkejut saat seseorang merangkulnya dari belakang.
“Kerja hebat nona detektif.” Puji Ji-Hyun bangga sambil mengacak rambut wanita yang sudah dianggap sebagai adiknya itu.
“Terima kasih onnie.” Balasnya memeluk Ji-Hyun.
Ji-Hyun membalas pelukan Hyo-Hwa, tertawa bersama. Seperti kakak-adik kandung, mungkin orang yang melihatnya akan menganggap mereka seperti itu.
“Ngomong-ngomong kau sudah dengar belum?” tanyanya melepas pelukan Hyo-Hwa.
“Apa?”
“The Sancy Diamond sudah dikembalikan pada keturunan terakhir raja Stuart.”
Hyo-Hwa menatap Ji-Hyun tidak percaya.
“Tadi pagi masuk surat yang dikirim langsung oleh pengawal kerajaan. Mereka menyampaikan rasa terima kasih kepada kepolisian Seoul. Kau tahu tidak? Marcus mengatas namakan kepolisian Seoul saat mengirim berlian itu.” Ujar Ji-Hyun tersenyum.
Ji-Hyun menunduk saat melihat KyuHyun yang berjalan melewati mereka dengan tatapan lurus kedepan. Dan Hyo-Hwa tidak bisa melepas pandangannya dari pria itu. Marcus.
“Kau mau kemana?” Tanya Ji-Hyun melihat Hyo-Hwa tanpa mengatakan apapun meninggalkannya sendiri.
“Ada urusan.” Jawabnya singkat dan langsung berlari mengejar KyuHyun yang sudah berjalan jauh didepannya.
Apa maksud pria itu sebenarnya? Mencuri kemudian dikembalikan. Apa dia hanya ingin bermain-main? Atau ingin… Merubah dunia?
“Kepala Kepolisian Cho.” Panggil Hyo-Hwa.
Pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Hyo-Hwa.
“Apa maksudmu sebenarnya?” tanyanya dengan nafas tersengal.
“Kau ingin… Merubah dunia?” lanjutnya terkesan tidak yakin dengan ucapannya sendiri.
KyuHyun tersenyum tipis kemudian melipat tangannya didepan dada.
“Jangan mencoba untuk merubah dunia. Itu sulit, lebih tepatnya mustahil. Hanya dengan uang, dunia akan berubah untuk kita. Itulah kenyataannya.” Jawab pria itu dingin.
“Lalu apa maksudmu sebenarnya?” Tanya Hyo-Hwa lagi.
“Kalau kau berhasil menangkapku aku akan mengatakannya.” Jawab KyuHyun tersenyum. “Aku akan menunggu saat-saat seperti itu.” Lanjutnya lagi.
Hyo-Hwa tersenyum tipis. “Tunggulah. Aku akan menangkapmu. Marcus.”
Mereka sama-sama tersenyum, entah kenapa merasa senang. Berpikiran sama kalau
‘Ini akan semakin menarik.’
TBC…
Mian, part ini kelamaan dan malah semakin membosankan.
semoga readers tdk kecewa y…
Anyeoong~
Akhirnya lanjutannya keluar juga. Eonni kelamaan ToT
aku berharap partnya panjang hehehehehehe
bagus loh eon 😀
gomawo 🙂
wew..
ikut angkat jempol kayak ji hyun dah..
keren2, maen detektif2an…
dah mulai suka tuh kyk nya…
hehehe…
iya, mksi… 🙂
Salju…jadi penasaran gimana baunya.. Maklum di tanah air kagak ada salju..adanya banjir..
*plakkk…
Aku suka ceritanya , menarik..ada konflik romance nya..
Nextnya soon ya mbbak umi..
sya jg blom pernah lhat salju, gra2 sering dengar lgu ‘yuki no hana’ ver kyuhyun makanya jd ska sma salju. hehee
iya trima kasih atas kunjungannya.. 🙂
lanjutannya jangan lama-lama…^^
^^
aaaa
lama amat baru dpublis
tp gpp
memuaskan kok
haha udh mulai ad ketertarikan d antara keduanya
gk sabar nunggu karakter kyu klo udh jtuh cinta
biasanya kan suka ‘memaksa’
hehehe
miaaaaaan…..
sya emang lelet.. ;(
syukur deh klu memuaskan, sempat tkut klu readers bosan sma ceritanya..
sya mah mau2 aja klu kyuhyun yg maksa *plak
mksi atas kunjungannya.. 🙂
Uwaa.. Makin keren eonn, mian baru bisa ngomen d part 2..
jgn” kyu & hyo hwa tmn masa kecil ..#sotoii.. hhh`~
teman msa kecil bkan y?
entar deh kita lhat… hehehe
akhirnya lanjut juga…
Hmmm keren eonnn…
Kasus pembunuhan betul-betul diceritain secara detail…
Definisi cintanya juga kerennnn…
Moga lanjutnya gak lama… 😀
iya, trima kasih.. 🙂
Suka nih sukaaaa ♥ ceritanya interesting banget. Jarang-jarang ada cerita Kyuhyun-nya oc dan sangat menarik untuk dibaca 😀 keep writing! Ditunggu next part. Jangan kelamaan ya^^
iya, trima kasih krn udh ska ceritanya *deep bow
hua chingu ayoo lanjut ceritanya,
SERUU ._.
iiya..
gomawo ^^
Onnie keren banget XD ditunggu cerita selanjutnya ^^
iya..
mksi 🙂
Part 3 blm publish Ÿªaãª? Aq nungguin trs ηє̲̣̥є̲̣̥ chingu, abis ceritanya keren~
Kira2 kapan ηє̲̣̥є̲̣̥ lanjutannya?
mian, sya blum bsa kasi tau kpastiannya kpan, tp akan sya ushkan scpat yg sya bsa…
trima kasi udh mau baca dan nunggu ff sya..
agh,,, makin bikin penasaran deh ni cerita…
next part ditunggu.. banget,, hehe..
Rame !!! Next part !
Annyeong oenni!! Ak Reader baru disini *gaktanya* ^^v
ak suka cerita ini!! Keren, semua jempol dah buat oenni (y) Daebak oen!
anyeooong…
hehehe… mksi y
Ak suka yg penuh misteri(?) kayak gini *gananya -.- keren keren keren pokonya eonni~
ff ini semakin menegangkan…
aaa seru bgt sih, kaya baca comic detective conan versi korea
Uwouw~ makin menarik aja. Kyuhyun amat sangat tertarik sm hyo hwa sepertinya :DDD
oke, baca part selanjutnya :”
Ini ff keten buangetttt
God jod thor 😉
definisi cinta menurut hyo hwa menyedihkan tp dahsyaaaat……
nice kok
wow daebak.. ff-nya… makin terasa detektif2annya… sepertinya Kepala Kepolisian Cho semakin tertarik dengan Hyo Hwa, baca lanjutannya dulu
Baca lagi …
Masih senyam senyum ;’) kalau kyu beneran begitu omg ….
euh….daebak…keren…penggemar conan kah dirimu saeng¿
WOW DAEBAKKK ! BGT. . .
Gk tau mesti ngomong apa lagi. Ini menegangkan dan keren banget.
ketawa sendiri klo nyampe di moment kyuhyun hyo hwa 😀
huah ada aja kasusnya thor daebak
mash penasaran motifnya si kyuhyun
I like this
😛
membosankan apanya…..
ini seruuuu thor><
huaaa gk tau de ya tapi auranya berasa ke baca komik detective conan gitu….
awwwwww
Cerita nya menarik,, seru dehhh
Lanjut
daebakk ^^
cerita nya bagus bnget.
Jadi senyum2 sendiri baca’a thor 😀
keren bnget eonni ceritanya
hallo eonnie .
apakah eonnie masih suka bikin ff atau udh ga bikin ff lagi ?
ini ff pertamamu yg aku baca .
mungkin telat bgt ya ? semua comentarnya di tahun 2012 tp aku ?
ghaha ffmu bner2 keren eonnie . aku sukaa banget . 🙂
Kyaa . . .!!berasa bca novelnya agatha chistie!
Keren . . .sunspense!!
Wew.. Daebak.
. 🙂
keren
Selalu tergoda buat komen di tiap part..huweheheh..
Idiiiih hyo hwa mendekskripsikan tentang cinta manis banget.. (´⌣`ʃƪ)
Cinta pada orang tua jg kaya gitu ga mesti melulu sm lawan jenis kn?
aku ga ngerasa bosen malah, ini seru loh hihi. Mumpung abis un jadi banyak waktu buat baca ff hehe. Langsung next part ya chingu 🙂
menarik. aku suka. pnjabaran masalah nd hipotesisnya
woahh… Keren ceritanya walaupun terlambat baca xD
Huaaaaaiiiiissssssh …
Kereeen bgt ceritanyaaaa !!!! Ahhhhhhhh suka sukaaaaaaa …
Suka bgt sma karakter pemainnya ..
Gak sabar baca yg selanjutnyaaaa …
eo…aku gg bisa nebak jalan ceritanya weh thor…daebak!
Nice ff ‘-‘b
Tetep keren di part 2 😀
Enggak ng’bosenin alur cerita.nya
malah makin buat penasaran
devinisi cinta.. Huuaa><
itu tadi racun.nya bener2 ada ya .-. ?
kyuhyun kok jd kayak cari muka ya mulangin semua yg dia curi. tapi gk tau juga si motif ya dia apa.
memang manusia tertampan satu ini susah di tebak
Sebenernya tujuan kyu apa ya?
aaaaaaaaaaaa langsung jatuh cinta sama Kyuhyun
karakternya disini susah dtebak >.<
Saya sudah lebih dulu baca sequelnya. Dan ternyata sequelnya lebih bagus drpd ini. Mungkin kemampuan menulis kakak meningkat hoho
Aq slalu kagum dehsama author yg bikin ff yg gendre nya beginian neh , keren aja gttu (y)
waahh Hyo hwa emang pinter dah . cieeee kyu terpesona kah am hyo hwa :v
next ^^
Aku suka ceritanya,,di tkp aja ada scane romantis..aku penasaran sama next partnya,,ocee..lanjut thor…
Menarik bukankah hampir kya zoro?
walaupun masih gini, tapi mereka sweet bgt deh beneran.
ayo ayo jatuh cintaaaa
seperti endingnya q cm bisa komen
ini akan semakin menarik.
Hehehe…kyu kayaknya ngeledek yh…gemes dh.
wow..trnyta hyo hwa keren bgt ya mecahin kasusnya…conan bgt dh!versi cew…kereeen!!!hehehe…
bnr2 penasaran gmn nnti kl hyo ma kyu saling adu taktik..pst kerennya maksimal…^^
jadi bener kyuhyun jd 2 profesi berbeda,, satu jd kepala polisi n satu lg jd pencuri baik hati…
mau sebaik apa niat nyurinya tetep aja judul y nyuri…
kyuhyun dah mulai tertarik/suka nih ma Hyo Hwa…
Ini ff memang Menarikk 🙂 Seruu 🙂
ˆ⌣ˆ
Cieeeee bunga-bunga cinta mulai bermekaran wkwkwk
Msh penasaran alasan marcus melakukan hal itu..lanjut chap berikutnya
definisi ttg cntanya pas bgt….
keren thor crtnya…
jrg nmu ff tth kpolisian kyak gni….
Ceritanya makin menarik.. hehe
penasaran sama motif si marcus yang mencuri trus dikembalikan lagi barang curiannya.
Tidak ada kata bosan onnie ,,
Ceritanya malah bikin penasaran 😉
Sya lanjut ke part selanjutnya ya onniee ,,
wooowwww bener2 emejing apalagi sambil denger lagu tvxq – why emg cocok bgt dehhh ‘-‘)b hwaiting thor
Ff nya keren ka ,
Ahhh detektif hyo hwa cepet tngkap marcus, jadi tau apa maksud marcus itu.
Mereka sama2 ada perasaan tapi ga mau mengakui wkwkwkwwkkwkwk dua2nya sama2 gengsi. Bener2 ya. Ga sabar mau baca skinshipnya hahahahahaha
sprti yg diktakan ji hyun mngkin kyuhyun trtarik dg hyo hwa.. dan tebakannya bnr!
kyu.. tak thukah anda?
mnyukai ssorg itu brasal dr kata trtarik! slh bsar klw kmu bilang tdk suka, dan hnya bilang klw hyo hwa mnarik.
hahha.. dan ktrtarikan kyu trlihat wkt mntap hyo dg dkat kmdian saat kyu tnya arti cinta pd hyo.
ending part ini aq suka. mreka sma2 trsnyum.
ahhh.. tiang antik.
Wuahhh keren~ ceritanya makin seru, next part ^_^
kyy hyo pny pglmn phit,,,,
tp nc menrik,,,,
Sepertinya ceritanyaa semakin menarikkk
Sumpah,sesuatu yg ga terduga..menarik,menantang.
nd q suka definisi tentang cintanya..
Jinjja!! Daebak!! How could you? Daebak!! I have no word can describe you for this.
wahhh hyo detektif cerdas, hemmmm sepertinya makin seru niehh..awas nanti cinlok hahahaaa
huaaa… suka bgt dgn genre ff nya , detektif. di tambah lg banyak pengetahuan terkandung d dlm ff ini^^ jd kepengen nyoba jd detektif, tp sepertinya aku gk bakalan menyelesaikan masalahnya dgn cepat dan aku jg gk bakalan berpengetahuan lebih seperti detektif Hyo hwa apalagi kepala kepolisian Cho… hehehe… intinya aku suka bgt dgn ff ini.
keep writ and hwaiting^^
Kyuhyun mulai sukaaaaa hahahaha ayo semangat ungkap identitasnya kyuhyun!!!! Hohoho
Aku suka yang berbau detektif,ntah kenapa mereka kelihatan pintar,jenius . Keren nih sikap kyu menghadapi kyo. Tapi kalau kyu ketangkep bakal berabe juga masalahnya. secara Kyuhyun kan kepala kepolisian
Kyaaaaaa bagus thoooorrrr aku suka ^^
Waaaaaajriiiittttt….. udah 2x bca tpi gax ada kta bosan, yg ada cma PENESARAN pdahal bkan kli pertama…..😄😄😄😄😐
Daebakkkkkkk……..
Keren banget thor…..
4 jempol deh….
👍👍👍👍
Woaaahh..
Sumpah! Kecee nih ff
mereka b2 menunggu buat d tangkep dan menunggu untuk tau alasan yg sbnerny..
Ituuuu……
Menarikkkk!!! (:
Huaa kyuhyun ingin memiliki hyo hwa..
Ga sabar apa yg akan kyuhyun lakukan perannya sebagai marcus, dan hyo hwa yg berusaha untuk menangkap marcus he he
Woahh daebak ,, ff nya penuh kejutan banget ,, suka suka suka 😀
ceritanya semakin menarik 😀
baca next part
Daebbaaakkkkk….
Smpahh mkin daebakk ja…
Q bner” kngen bca ff ni
Menarikkkk seruu bngett, ada pemecahan masalah kyak conan kkkk~
Dan mereka tanpa sadar dah jatuh cinta kkk~
sukaaa
Ping balik: REKOMENDASI FANFICTION | evilkyu0203
kyuhyun udh mulai suka sama hyo hwa:)
Kata2nya bagus. Keren2. Ini bener2 akan semakin menarik. Wuaaaa….gasabar… penasaran apa alesan kyu sbenernya.
Keep writing yo^^
Kita tak tau musuh yg sebenarnya karna berkedok orang yg kita sayang…
Manidls oe…
aku kok gak rela ya kalo “marcus” ketangkap 😦
Serasa nonton detectif conan…
Ff nya keren… Feelnya dpt…
Pasti… ‘ini akan semakin menarik’
Lanjuutt…
Sukaaa
;33333
makin lama keren ceritnya, aku penasaran apa motif kyuhyun jd pencuri padahal dia kepal kepolisian….nextt baca…
makin lama keren ceritanya, aku penasaran apa motif kyuhyun jd pencuri padahal dia kepala kepolisian….nextt baca…
Baca ff ini seperti sedang nonton drama korea😁
Bkan Cho aja bisa di tangkap tpi hatinya jga.. Nnti wkwkwk
👍👍👍👍👍 daebakkkk
Bencilah dia sampai kau lupa rasanya membenci.
Kejarlah dia sampai kau mendapatkannya.
Cinta………hal yg sebenarnya logic tapi orang yg ada di dimensinya gapernah ada yg logic, gaada yg make logika.
Hehehe jadi bijak gua abis baca ini ff.
And again i said that this ff was so awesome.
Ngak kok chinhu ini buak sama skli ngak membosankan tp sesuatu yg buat kita tersenyum sendiri emmm gimna yaa bingung ini menarik chingu menarik ok masih menunggu motif kyu, jadi marcus cho.
Ini 2018 dan aku baca lagi karena kangen banget sama mereka 😍 fyi aku baca ini dari SMP dan sekarang udah mau lulus SMK wkwk*curhat