The Answer Is You (Part 2-End)

the answer is you 2

I hate it when you’re not around and the fact that you didn’t call. But mostly I hate the way I don’t hate you. Not even close, not even a little bit, not even at all.

 

 

Mimpi itu sesuatu yang terlalu indah untuk menjadi nyata. Hyo-Hwa berpikir dia sedang bermimpi sekarang atau mungkin semua ini hanya halusinasinya saja.

Pria itu datang. Dalam keadaan baik-baik saja, terlihat seperti baru pulang dari kantornya. Berbanding terbalik dengannya yang terlihat sangat menggenaskan. Seperti istri yang baru ditinggal mati suaminya.

Wanita itu mendekte pikirannya sendiri. Agar tidak mudah untuk percaya dengan apa yang dia lihat sekarang dan apapun perkataan pria itu yang mengatakan akan membawanya kembali.

Dan semua pertahanannya runtuh saat KyuHyun mendekatinya, menyandarkan dagunya dibahu wanita itu, berbisik disana.

“Aku… merindukanmu,”

KyuHyun menenggelamkan wajahnya dibahu Hyo-Hwa, menghirup udara sebanyak-banyaknya disana. Lama sekali, rasanya sudah lama sekali pria itu tidak melakukannya.

“Kau selalu melakukan apapun yang kau inginkan bukan?” tanya Hyo-Hwa dingin. Wanita itu tidak membalas pelukannya, walaupun dia tidak menolak. “Aku tidak akan mendengarkan perkataanmu lagi.”

Hyo-Hwa menarik tangan KyuHyun dari tubuhnya, melepaskannya secara perlahan. Wanita itu berjalan menuju ranjangnya. “Pulanglah, ini sudah malam.” Ujarnya kemudian membaringkan tubuhnya.

Hyo-Hwa baru akan menarik selimutnya sebelum KyuHyun menahannya lalu membawa wanita itu dalam gendongannya.

“Apa yang….”

“Makan Hyo-Hwa,” ujar KyuHyun dengan bibir terkatup, terlihat sangat emosi dan tidak ingin dibantah. “Kau bahkan tidak bisa menjaga jam makanmu dengan benar disini,” sambungnya geram.

Pria itu menuruni tangga hati-hati, terkesiap saat merasakan tangan Hyo-Hwa yang berada dilehernya dan wajah wanita itu yang bersandar dibahunya.

“Kau pikir ini karena siapa,” Hyo-Hwa menenggelamkan wajahnya dibahu pria itu. “Kau pikir ini semua karena siapa bodoh.” Gumamnya serak.

KyuHyun tidak menjawab, berharap wanita itu menyumpahinya sekarang. Dia ingin melihat wanita itu berteriak, memukulnya lalu dia bisa berlutut meminta maaf padanya. Tapi Hyo-Hwa tidak mengatakan apa-apa, itu memang sifatnya.

KyuHyun menurunkan tubuh Hyo-Hwa dan mendudukkannya dikursi meja makan. Bibi Hwang sudah memanaskan semua makanannya sebelumnya, seperti sudah meramal kalau nona kesayangannya itu akan turun kalau KyuHyun yang memintanya.

Hyo-Hwa memakan makan malamnya dengan baik tanpa mengatakan apapun. Dia hanya tidak suka saat orang-orang mulai mencemaskannya, membuatnya merasa menjadi beban orang lain.

Wanita itu bangun setelah menghabiskan semua makanannya, baru saja akan menaiki tangga tapi langsung berhenti saat menyadari KyuHyun mengikutinya.

“Aku masih bisa berjalan sendiri,” ujarnya memegang kayu pembatas tangga. “Dan mulai sekarang aku akan menjaga jam makanku dengan baik jadi kau tidak memiliki alasan untuk kesini lagi.”

Hyo-Hwa sedikit menolehkan wajahnya kesamping, melihat KyuHyun sekilas. “Pulanglah, apa yang orang akan pikirkan kalau kau berada dirumah orang malam-malam begini.”

Wanita itu menaiki tangga tapi langsung tersentak kaget saat merasakan tubuhnya sudah berada dalam gendongan KyuHyun lagi. Dia ingin mengajukan protes, tapi raut wajah pria itu membuat nyalinya menciut. Rahangnya… mengeras.

KyuHyun menjatuhkan tubuh Hyo-Hwa diatas ranjang kemudian langsung naik membuat wanita itu tidak bisa kemana-mana. KyuHyun mencium bibir wanita itu tanpa aba-aba.

Terlalu banyak yang pria itu tahan selama ini. Dia ingin menyentuhnya. Sangat. Tapi dia takut kalau wanita itu merasa tidak nyaman. Jadi dia menahan dirinya dengan baik. Dan sekarang semuanya meledak. Keinginan pria itu untuk memilikinya.

Hyo-Hwa mendorong tubuh KyuHyun berusaha menolaknya, tapi sekeras apapun dia berusaha tenaganya tidak akan cukup untuk melawannya. Tangan pria itu berada disisi kepalanya tidak berusaha menahan penolakan Hyo-Hwa.

Tidak apa-apa wanita itu menolaknya karena dia juga tidak akan melepaskannya. Setidaknya tidak untuk saat ini. Gerakan bibir pria itu sedikit tergesa-gesa dan kasar menggambarkan perasaannya saat ini.

Ciumannya melemah saat merasakan Hyo-Hwa tidak melawannya lagi. Terus mengecupnya lembut sebelum dia benar-benar berhenti. KyuHyun mengangkat wajahnya, menatap istrinya yang masih bernapas tidak teratur sama sepertinya.

“Aku siapa Hyo-Hwa?” tanyanya dengan nada yang sangat mengerikan. “Kuperingatkan kau, kau masih istriku jadi persetan dengan pikiran orang tentang bagaimana aku menghabiskan malamku dirumah istriku sendiri.”

KyuHyun menurunkan wajahnya, menempelkan bibirnya dengan bibir wanita itu lagi. Merasa senang karena Hyo-Hwa tidak melakukan penolakan apa-apa lagi. Bibirnya bergerak lembut melumat bibir wanitanya secara perlahan seolah sedang membujuknya.

“Nappeun…” umpat Hyo-Hwa dengan suara serak saat bibir pria itu masih bergerak dibibirnya. Jelas-jelas sedang menangis. “Brengsek kau Cho KyuHyun,”

KyuHyun buru-buru mengangkat wajahnya, melihat Hyo-Hwa yang untuk pertama kalinya menangis didepannya.

“Brengsek,” umpat wanita itu lagi memukul dada KyuHyun kuat-kuat. “Brengsek kau,”

KyuHyun memeluk Hyo-Hwa erat, terlalu takut bahkan hanya untuk menatapnya. Ini bahkan lebih mengerikan daripada saat KyuHyun memintanya berpisah. Hyo-Hwa tidak menangis saat itu.

“Aku bersalah,” ujarnya pelan. “Ini semua salahku. Hmm? Jadi berhentilah menangis,” bujuknya memohon.

Hyo-Hwa memukul tubuh pria itu lebih kuat sekarang, memukulnya beberapa kali sebelum akhirnya memeluknya. Menangis sangat keras dibahu pria itu.

KyuHyun menepuk punggung wanita itu pelan, berharap dia akan berhenti menangis dan tertidur. “Ini salahku. Semua ini salahku Hyo-Hwa~ya,” suara pria itu terdengar sangat lembut.

“Nappeun neo,” umpat Hyo-Hwa memeluk KyuHyun erat seolah takut kalau dia akan melepaskannya lagi. “Nappeun…” gumamnya serak, hampir tidak terdengar.

Pria itu masih bisa mendengar isakan Hyo-Hwa didalam pelukannya. Dia terus menepuk-nepuk punggung wanita itu berharap Hyo-Hwa tertidur.

“Aku bersalah,” gumamnya mencium dahi wanita itu lama, menghirup aroma tubuhnya. “Aku tidak akan melakukannya lagi.”

*****

Hyo-Hwa membuka matanya perlahan, melirik kesamping dan tidak menemukan siapa-siapa disana.

Apa dia sudah pulang? Pikirnya tidak peduli, dia sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi dari pria itu. Sudah cukup puas dengan kedatangannya tadi malam.

Hyo-Hwa turun dari ranjangnya berjalan menuju kamar mandi. Dia membasuh wajahnya dengan air dingin melihat pantulan dirinya dicermin yang cukup menggenaskan. Matanya sudah terlalu bengkak. Memalukan.

Wanita itu keluar dari kamar mandi setelah merasa dirinya cukup bersih untuk turun dan memakan sarapan. Hyo-Hwa baru saja memikirkan tentang menu sarapan yang akan dia minta pada bibi Hwang saat suara seseorang membuatnya sangat terkejut.

“Kau sudah bangun?” tanya KyuHyun menghampirinya.

Hyo-Hwa menatap pria didepannya tidak percaya. ‘Dia… masih disini?’

KyuHyun berdiri tepat didepan Hyo-Hwa, membuat wanita itu secara refleks mengambil satu langkah mundur. Entahlah, seperti ada sesuatu yang salah dengan reaksi tubuhnya. Seperti takut untuk berada dalam jarak dekat dengannya.

KyuHyun berjalan lagi menghampiri wanita itu dan langsung menarik tubuhnya mendekat. Tangan pria itu melingkar dipinggangnya, menguncinya agar tidak bisa kemana-mana lagi.

“Dasi…” bisik pria itu  pelan.

Hyo-Hwa mengangkat wajahnya lalu melihat dasi pria itu yang belum terpasang dengan benar. Tanpa diperintah tangannya langsung bergerak memasang dasi KyuHyun. Hal yang sering dilakukannya saat mereka masih tinggal bersama.

“Kemarin ada rapat dan kau tahu? Aku tidak bisa memakai dasi,” ujar KyuHyun mengadu.

“Bukankah aku sudah membelimu dasi dengan perekat? Kau bisa memakainya,” jawab Hyo-Hwa masih berkonsentrasi memasang dasi KyuHyun. “Dan mulai sekarang mulailah membeli dasi seperti itu.” Sambungnya setelah menyelesaikan tugasnya.

KyuHyun menatap wanita itu lelah. Dia tahu Hyo-Hwa marah dan mungkin mulai membencinya. Wanita itu bukan malaikat. Tapi dia ingin wanitanya kembali, dia sudah sangat merindukannya.

KyuHyun menurunkan wajahnya lalu mencium kening Hyo-Hwa. “Kenapa kau tidak membuatnya sederhana saja?” tanyanya putus asa. “Aku akan pulang dan akan ada orang yang memakaikan dasi untukmu lagi.”

*****

Hyo-Hwa menekan-nekan tombol remote TV bosan. Tidak ada acara yang menarik membuatnya geram sendiri.

Wanita itu memutuskan untuk pergi kedapur untuk melihat-lihat bibi Hwang memasak. Sangat suka melihat orang memasak tapi dia selalu gagal didapur.

“Kenapa banyak sekali yang bibi masak?” tanyanya terkejut saat melihat meja makan yang penuh dengan makanan. “Apa ibu pulang?” tanyanya lagi memakan ayam goreng didepannya.

“Tidak, nyonya baru pulang dua hari lagi.” Jawab bibi Hwang menaruh sup kimchi dimeja makan.

“Lalu?” tanya Hyo-Hwa penasaran. Seingatnya makan siang tadi makanan tidak sebanyak ini. Kenapa tiba-tiba saat makan malam meja makan mereka bisa penuh begini.

“Tuan muda akan makan malam dirumah,”

Hyo-Hwa menatap bibi Hwang tidak percaya. “Siapa?” tanyanya lagi.

“Suami anda, Cho KyuHyun.”

Hyo-Hwa buru-buru mengambil air dan meminumnya cepat. Rasanya sedikit aneh saat bibi Hwang mengatakan KyuHyun sebagai suaminya.

Tapi, tunggu. “Kenapa dia kemari lagi? Bibi yang menyuruhnya?” tanya Hyo-Hwa curiga.

Bibi Hwang tersenyum tipis sambil menata piring. “Tidak,” jawabnya masih tersenyum. “Ibu anda yang menyuruhnya kemari untuk menemani anda.”

Hyo-Hwa terdiam, mendadak merasa suasana hatinya menjadi sangat buruk. ‘Jadi dia datang karena ibu yang menyuruhnya?’ pikirnya kecewa.

Wanita itu baru saja akan kembali kekamarnya saat suara KyuHyun menghentikannya.

“Aku pulang,” ujar KyuHyun sedikit berteriak.

“Selamat datang,” sambut bibi Hwang tersenyum. Wanita setengah baya itu langsung meninggalkan Hyo-Hwa dengan KyuHyun.

“Aku pulang,” ujar KyuHyun lagi saat berdiri didepan Hyo-Hwa, seperti anak kecil yang minta diperhatikan.

“Oh, selamat datang.” Jawab wanita itu tiba-tiba merasa canggung.

KyuHyun tersenyum senang lalu menarik tubuh Hyo-Hwa mendekat, memeluknya. “Apa harimu menyenangkan?”

Hyo-Hwa mengangguk pelan lalu menyandarkan dagunya dibahu pria itu. “Bagaimana denganmu?”

KyuHyun mengangguk, mengikuti cara menjawab wanita itu tadi sambil terkekeh sendiri. Hyo-Hwa sudah meresponnya lagi. Bukankah itu kabar baik?

*****

Hyo-Hwa memejamkan matanya, masih berusaha keras untuk bisa tidur. Ucapan bibi Hwang tadi masih mengganggunya.

Sialnya dia berharap kalau KyuHyun datang karena dia benar-benar merindukannya. Yang berarti bukan dia saja yang merindukan pria itu seperti orang bodoh.

Hyo-Hwa menutup matanya rapat-rapat saat mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka. Lebih memilih untuk pura-pura tidur karena takut kalau harus berinteraksi lagi dengan KyuHyun.

Pria itu naik keatas kasur setelah mengeringkan rambutnya asal-asalan. Tangannya langsung menarik bahu Hyo-Hwa karena wanita itu tidur membelakanginya.

“Sudah kubilang bukan? Kau tidak boleh tidur membelakangiku,” ujarnya tahu kalau wanita itu pura-pura tidur.

Hyo-Hwa tidak menjawab, membiarkan KyuHyun memeluknya sambil menepuk-nepuk punggungnya dan bersenandung. Suaranya. Wanita itu sangat menyukai suaranya.

“Apa kau mau ketaman hiburan?” tanya KyuHyun masih menepuk punggung Hyo-Hwa. “Besok akhir pekan,” sambungnya membujuk.

Hyo-Hwa mengangguk, lalu dengan gerakan perlahan memeluk pria itu.

“Kau baik-baik saja?” tanya KyuHyun merasakan gerak-gerik wanita itu yang tidak seperti biasanya.

Hyo-Hwa mengangguk. Mengubur dalam-dalam keinginannya untuk bertanya.

‘Apa kau akan melepaskanku lagi?’

*****

Hyo-Hwa memakan burgernya lahap dan sedikit terburu-buru membuatnya nyaris tersedak. Wanita itu meminum soda dinginnya lalu tersenyum puas.

‘Makanan cepat saji memang yang terbaik.’ Batinnya sendiri.

Hyo-Hwa melirik kedai sosis didepannya. Ah, dia harus memakan itu juga. Hyo-Hwa baru saja akan bangun tapi KyuHyun langsung menahan tangannya membuatnya kembali duduk dikursi kayu itu.

“Ketaman hiburan bukannya bermain malah makan,” komentar KyuHyun sambil membersihkan rempah roti disudut bibir wanita itu.

“Aku bukan anak kecil lagi,” jawab Hyo-Hwa malas.

KyuHyun tersenyum tipis, masih membersihkan sudut bibir wanita itu yang sudah bersih dari tadi.

“Aku tahu, aku tahu.” Ujar pria itu mengalah. KyuHyun bangun dari duduknya, “Sosis dan es krim coklat?” tanyanya dan langsung dijawab dengan anggukan oleh Hyo-Hwa.

Pria itu langsung pergi membeli pesanan Hyo-Hwa, hanya hari ini dia akan membiarkan wanita itu makan makanan tidak sehat seperti ini.

Hyo-Hwa menatap punggung KyuHyun yang semakin lama semakin menjauh, tersenyum sendiri. Ini pertama kalinya KyuHyun mengajaknya ketaman hiburan. Mereka seperti sedang berkencan.

Wanita itu mengedarkan pandangan kesekelilingnya dan matanya langsung berhenti bergerak saat melihat seorang pria yang berdiri didepan penjual balon itu. Lee Dong-Hae, cinta pertamanya.

Pria itu terlihat sedang memilih-milih balon yang akan dibelinya saat seorang perempuan yang sedang menggendong anak laki-laki kecil menghampirinya.

Anak kecil itu melentangkan tangannya pada Dong-Hae manja dan pria itu langsung membawanya dalam gendongannya. Mungkin dua tahun umur anak kecil itu, dan sepertinya itu anaknya.

Hyo-Hwa duduk tetap ditempatnya hanya memandang Dong-Hae dengan keluarga kecilnya dalam diam.

“Tidak ingin menyapanya?”

Wanita itu langsung menoleh saat mendengar suara KyuHyun. Pria itu menatapnya dingin dan terlihat seperti akan marah.

“Untuk apa?” jawab Hyo-Hwa tidak peduli lalu mengambil sosis dan es krim ditangan pria itu.

KyuHyun tahu siapa pria yang sedang Hyo-Hwa perhatikan dari tadi itu tanpa perlu menanyakannya. Itu cinta pertamanya, Lee Dong-Hae. Dia pernah melihat foto pria itu bersama Hyo-Hwa dibuku harian wanita itu.

Lee Dong-Hae, cinta pertamanya. Orang yang akan terus wanita itu cintai walaupun sudah menikah nantinya. Sial. Dia benci kenyataan itu.

“Yakin tidak ingin menemuinya? Dia cinta pertamamu bukan? Lee Dong-Hae?” tanya KyuHyun menyindir.

Hyo-Hwa menatap pria itu tidak percaya. Nafsu makannya langsung menghilang saat mendengar perkataan KyuHyun. Wanita itu menaruh makanannya secara hati-hati dengan pikiran tidak fokus.

Dari mana dia tahu tentang Lee Dong-Hae? Dan… cinta pertama?

Buku harian. Benar KyuHyun pasti sudah membacanya bukan? Kesalahannya karena tertidur sebelum membuang buku itu jauh-jauh saat itu.

Rasanya seperti rahasia besar yang terbongkar pada orang yang tidak tepat. Apa dia marah saat membacanya? Apa dia akan membuangnya lagi setelah ini?

Hyo-Hwa masih memikirkan tentang hubungan mereka yang sepertinya tidak akan menjadi lebih baik lagi saat KyuHyun tiba-tiba berdiri dari duduknya.

‘Tidak, jangan pergi.’ Teriaknya dalam hati.

Pria itu baru saja akan berjalan dan Hyo-Hwa langsung menangkap tangannya. Kepalanya menunduk tidak berani menatapnya.

“Aku sudah menikah apa pantas untuk menemui pria lain?” tanyanya pelan. “Aku tahu kita sudah berpisah tapi aku menghargaimu.”

Hyo-Hwa bangun lalu berdiri didepan pria itu. “Maaf,” bisiknya pelan. Tangannya melingkar dipunggung pria itu memeluknya erat. “Untuk sekarang apa kau bisa untuk tidak meninggalkanku?” mohonnya berbisik.

Walaupun setelah ini harus berpisah dia ingin membuat kenangan menyenangkan dengan pria itu. Setidaknya untuk hari ini.

“Bodoh,” gumam KyuHyun membalas pelukannya. “Dasar bodoh,” geramnya sendiri. Sifat wanita itu terlalu bodoh untuk dikatakan baik.

*****

Hyo-Hwa melirik KyuHyun yang masih menatap keluar jendela dan tidak mengatakan apapun. Mereka didalam bianglala sekarang. Terjebak berdua didalam tempat itu setelah seorang penjaga memaksa menarik mereka untuk masuk karena malam ini adalah malam spesial.

Yah, malam. Seharusnya mereka sudah pulang sekarang bukannya berada didalam bianglala seperti ini. Hyo-Hwa mengerti maksud penjaga itu tentang malam spesial dan semacamnya tapi kenapa dia yang harus ditarik ketempat seperti ini? Apa karena jenis permainan seperti ini sudah tidak populer lagi? Tapi kenapa dia yang harus menjadi korban?

Hyo-Hwa terus mengumpat dalam hati. Masalahnya adalah suasana KyuHyun terlihat tidak terlalu baik setelah melihat Lee Dong-Hae tadi. Walaupun sebenarnya tidak ada alasan untuk KyuHyun marah. Berlebihan menurut wanita itu.

Bianglala itu berhenti secara tiba-tiba membuat Hyo-Hwa terkejut dan secara refleks memegang lengan KyuHyun. KyuHyun menoleh melihat wanita itu dan secara perlahan melepaskan tangan Hyo-Hwa darinya.

Hyo-Hwa merasa seperti air matanya akan jatuh sebentar lagi, KyuHyun pasti masih marah. Tapi mendadak dia merasa sulit untuk menarik nafas saat tubuhnya ditarik paksa oleh KyuHyun kedalam pelukannya.

“Maaf,” gumam KyuHyun tiba-tiba. “Seharusnya aku yang mengatakan hal itu padamu.”

KyuHyun mengeratkan pelukannya membuat udara disekitar wanita itu semakin menipis. “Maaf,” ujarnya lagi.

Hyo-Hwa membalas pelukan pria itu merasakan jantungnya sendiri yang berdetak keras disana. Dia tersenyum, tahu kalau dirinya sendiri tidak bisa untuk tidak gugup walaupun ini bukan yang pertama.

Hyo-Hwa menolehkan wajahnya tiba-tiba saat mendengar suara letusan kembang api disusul dengan pengumuman yang mengatakan kalau petugas memang sengaja menghentikan bianglala karena akan ada pesta kembang api malam ini.

‘Jadi itu maksud malam spesial?’ Pikir Hyo-Hwa sendiri.

Wanita itu memperhatikan kembang api yang terlihat sangat cantik dari tempat mereka sekarang.

“Kau tidak ingin melihatnya? Kembang api?”

KyuHyun melepaskan pelukannya, melihat Hyo-Hwa yang masih memperhatikan kembang api. Walaupun dia tidak terlalu peduli dengan hal-hal semacam itu KyuHyun akhirnya mengikuti Hyo-Hwa, melihat kembang api.

Tangan KyuHyun menggenggam tangannya erat, merasa hangat saat tangan mereka bertemu. KyuHyun menautkan tangan mereka bersama lalu memasukkannya kedalam saku jaketnya membuat Hyo-Hwa menoleh dan mendapatkan pria itu tersenyum sendiri.

Pria itu tampan. Kalau kata tampan bisa menggambarkan bagaimana dia melihat KyuHyun selama ini.

“Kau tahu? Aku memikirkan banyak hal saat kau meminta berpisah,” ujar Hyo-Hwa tiba-tiba.

KyuHyun menoleh menatap wanita itu tapi Hyo-Hwa menunduk seperti tidak ingin kalau KyuHyun melihat ekspresi menyedihkannya sekarang.

“Apa kau sudah menemukannya? Wanita yang benar-benar kau cintai. Apa dia cantik? Aku harap dia bisa memasak dengan baik.” Hyo-Hwa terkekeh mengingat kemampuan memasaknya yang sangat buruk.

Wanita itu mengangkat wajahnya melihat KyuHyun. Dia benci saat pria itu meminta berpisah dan kenyataan pria itu tidak pernah mencintainya. Tapi dia lebih membenci dirinya yang tidak bisa membenci pria itu. Tidak sedikitpun.

“Mungkin terdengar aneh kalau aku mengatakan hal ini sekarang. Tapi terimakasih sudah pernah menikah denganku. Itu hari-hari yang menyenangkan saat hidup denganmu,” Hyo-Hwa terlihat sedikit ragu untuk melanjutkan perkataannya saat melihat ekspresi terkejut KyuHyun. Tapi dia ingin mengatakannya atau dia akan menyesalinya seumur hidupnya.

“Saranghae.”

‘Apa kau menderita bersamaku?’ kata-kata itu terulang kembali dikepala KyuHyun. Alasan KyuHyun melepaskan wanita itu. Karena dia berpikir kalau Hyo-Hwa masih mencintai Lee Dong-Hae dan wanita itu tidak pernah bahagia bersamanya.

Hyo-Hwa mencintainya. Apa lagi yang dia harapkan?

“Apa yang biasanya pasangan lakukan saat melihat kembang api Hyo-Hwa?”

Belum sempat Hyo-Hwa menjawab KyuHyun sudah menarik wajah wanita itu mendekat padanya.

“Kiss.” Bisik pria itu tepat didepan wajahnya.

KyuHyun menyentuh bibir wanita itu dengan bibirnya, hanya menempelkannya sebelum akhirnya kehilangan kendali saat merasakan tangan Hyo-Hwa disisi pinggangnya. Dia tidak menolak. KyuHyun mencium wanita itu dalam, sedikit kasar tapi juga menggoda.

KyuHyun menurunkan tangannya yang awalnya berada diwajah wanita itu menuju punggungnya. Menarik tubuhnya mendekat walaupun mereka sudah tidak bisa lebih dekat lagi dari sekarang.

Rasanya selalu sama, seperti ada yang meledak-ledak didalam pria itu. Sesuatu yang yang tidak bisa kendalikan setiap kali dia menyentuhnya. Ditambah dengan kenyataan kalau wanita itu membalas setiap ciumannya saat ini hanya semakin membuatnya tidak ingin berhenti.

Alasannya tidak menyentuhnya. Karena dia selalu kehilangan kendali. Selalu terlihat seperti maniak sialan. KyuHyun merasakan tangan Hyo-Hwa menarik bajunya dan nafas wanita itu yang semakin tidak teratur membuatnya secara terpaksa melepaskan bibirnya.

Suara ledakan kembang api berhenti dan bianglala itu kembali bergerak. Hyo-Hwa membuka matanya perlahan, melihat KyuHyun menatapnya dengan tatapan yang wanita itu tidak mengerti.

“Kau salah,” bisiknya pelan. “Kalau kau pikir aku baik-baik saja saat kau pergi.” KyuHyun menyandarkan dahinya didahi wanita itu. Merasakan nafas wanita itu yang terasa sangat manis dipenciumannya. “Aku hampir gila karena merindukanmu.”

*****

KyuHyun menarik lengannya dari kepala Hyo-Hwa perlahan. Wanita itu sudah tertidur saat mereka masih didalam perjalanan pulang tadi. Dan KyuHyun dengan senang hati membawanya kekamar tanpa membangunkannya.

Seharusnya KyuHyun sudah tidur bukannya memperhatikan wajah wanita itu. Hanya saja KyuHyun merasa masih sangat merindukannya. Jadi dia menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperhatikan wajah Hyo-Hwa saat tertidur. Merasa sangat senang dengan kenyataan kalau wanita itu mencintainya.

KyuHyun menepuk-nepuk punggung Hyo-Hwa pelan saat wanita itu menggeliat karena  lengan pria itu yang sudah tidak berada dibawah kepalanya lagi. Pria itu baru saja akan meluruskan tubuhnya dan tidur saat tiba-tiba handphonenya berbunyi dan KyuHyun buru-buru mematikannya saat melihat pesan spam yang masuk.

KyuHyun membuka laci disamping meja, menyimpan handphonenya didalamnya. Tangannya mendorong laci itu hendak menutupnya tapi matanya menangkap sesuatu yang terlihat sangat familiar.

Sebuah buku. Buku harian yang sama yang pernah dia baca dirumahnya tapi dengan sampul luar berwarna putih. Buku harian Hyo-Hwa yang berada dirumahnya berwarna biru.

Apa buku harian itu memiliki lanjutan? Pikir KyuHyun sendiri.

Pria itu mengambil buku harian Hyo-Hwa berniat membacanya. Tidak akan ada yang berubah walaupun dia membaca ratusan buku lagi tentang cinta pertama wanita itu. Hyo-Hwa mencintainya setidaknya untuk sekarang.

KyuHyun membuka halaman pertama buku itu, melihat sebuah inisial terlukis dengan sangat cantik disana. Ditulis dengan huruf alphabet.

KYU

Pria itu lupa menarik nafas untuk beberapa detik merasa terlalu terkejut saat mengetahui namanya yang tertulis. KyuHyun tersenyum kemudian, merasa senang seperti baru saja mendapat hadiah yang sangat bagus.

Dia membuka halaman berikutnya. Melihat tulisan Hyo-Hwa yang rapi dengan begitu banyak gambar-gambar bintang hampir diseluruh sisi halaman. Pria itu tersenyum lagi, menyandarkan tubuhnya dikepala tempat tidur, ingin mencari tempat yang nyaman untuk membaca buku harian Hyo-Hwa.

Dia melamarku. Si bodoh itu. Dengan cara paling tidak romantis kalau saja aku bisa memasukkannya kedalam buku rekor dunia. Tapi bukannya aku menyukai hal romantis juga.

Aku ingin bercerita banyak hal. Tapi tidak mempunyai teman yang bisa mendengarkan. Satu-satunya orang yang mendengarku selama ini hanya ibu. Tidak. Memalukan sekali kalau menceritakan masalah ini pada ibu.

Jadi aku hanya bisa menulisnya disini. Tentang banyaknya alasan untuk mennyukai si bodoh itu. Dan tentu saja menerima lamarannya.

Mereka mengatakan tidak perlu alasan untuk menyukai seseorang. Tidak menurutku. Bukannya aku tidak akan menyukainya lagi setelah semua hal yang kusuka darinya menghilang.

Terdengar konyol memang. Tapi kenyataannya aku menemukan diriku jatuh cinta lagi padanya. Setiap hari. Seperti sebuah aplikasi yang terpogramn untuk memperbaharui dirinya sendiri. Begitu terus, berulang-ulang.

Apa terdengar terlalu melankolis? Lupakan. Ini hanya akan berakhir didalam tulisan. Aku tidak akan pernah mengatakannya secara langsung padanya. Alasan aku menyukainya.

 

SmartKyu

ChoKyu-ku yang pintar. hehehe… Kesan pertama saat aku bertemu dengannya. Saat itu dia adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan penelitian sedangkan aku hanya mahasiswi menyedihkan yang lemah dengan kalkulus.

Pertemuan pertama kami. Diperpustakaan.

Hyo-Hwa membawa buku rumus besar dengan susah payah karena sudah menimpanya dengan beberapa buku lain. Itu kelemahanya. Kalkulus. Seandainya seseorang bisa menghapus mata kuliah itu untuknya.

Itu sudah sore, dan tidak ada terlalu banyak orang diperpustakaan. Karena alasan takut Hyo-Hwa mencari meja yang tidak kosong. Walaupun tidak berbicara setidaknya dia tahu dia tidak sendiri.

Wanita itu menaruh bukunya dimeja persegi panjang dan memilih duduk tepat menghadap jendela. Berharap mendapat pencerahan bukan hanya untuk matanya tapi juga otaknya. Dia melirik seorang pria tepat didepannya,  menutup wajahnya dengan buku besar. Tidur pasti.

Mereka duduk berhadapan dengan jarak yang cukup jauh. Dan pria itu duduk membelakangi jendela tentu saja untuk bisa tidur dengan nyaman. Tipe pria yang wanita itu sangat tidak suka.

Hyo-Hwa mulai membuka buku rumusnya, merasa sudah membuang-buang waktu dengan memperhatikan orang lain. Mencari-cari contoh soal yang sama persis dengan soal yang diberikan dosennya.

Tapi tentu saja tidak ada. Tidak mungkin profesor mengerikan itu memberikan soal yang bisa  diselesaikan dengan mudah.

Hyo-Hwa menggaruk-garuk kepalanya dengan pena ditangannya, mulai berbicara sendiri. Tidak juga sebenarnya. Dia mengumpat. Tentang x, y, dan z. Tentang limit. Tentang integral. Dan semua persamaan sialan yang membuat matanya sakit.

“Kalau saja kalkulus tidak pernah ada…” lanturnya sendiri.

“Aku bertaruh Leibniz akan menuntutmu kalau itu benar-benar terjadi.”

***

KyuHyun masih berada dibawah alam sadarnya saat suara seseorang secara pelan namun pasti membangunkannya. Bukan kata-kata  yang baik untuk didengar tapi kenyataannya dia benar-benar terbangun.

Dia memilih tidur dipustaka setelah tadi malam berjaga karena bertanding game dengan temannya. Dia mungkin mahasiswa tingkat akhir. Tapi dia juga maniak game yang akan menangis kalau tidak bisa bermain dalam sehari.

Buku yang pria itu gunakan untuk menutup wajahnya terjatuh perlahan. Membuat mata KyuHyun terbuka sedikit demi sedikit. Dan pemandangan pertama yang dia lihat adalah wajah wanita itu.

Cantik. Dan wajah wanita itu terlihat lebih bersinar karena posisi duduknya yang tepat menghadap cahaya. Kulitnya putih, seperti susu. Dan bagian yang paling KyuHyun suka.

Dahinya. Wanita itu menarik seluruh poninya kebelakang dan dijepit dengan jepitan polos hitam diatas kepalanya. Tipe ideal KyuHyun yang seluruhnya terdapat pada wanita itu.

“Kalau saja kalkulus tidak pernah ada…” kata Hyo-Hwa mulai melantur.

“Aku bertaruh Leibniz akan menuntutmu kalau itu benar-benar terjadi.”

Hyo-Hwa menatap KyuHyun terkejut. Pria itu masih berada diposisi awalnya, hanya saja buku yang menutup wajahnya tadi sudah tidak lagi berada ditempat semula.

Leibniz yang KyuHyun maksud adalah laki-laki yang mengembangkan semua teori dan konsep dasar kalkulus dan dianggap sebagai penemu ilmu yang menurut Hyo-Hwa sangat mengerikan itu.

KyuHyun tentu bukan orang bodoh karena tahu hal tidak biasa seperti itu. Walaupun Hyo-Hwa sebenarnya tidak mengerti sama sekali dan tidak tahu siapa nama orang yang disebutnya tadi.

Hanya ada satu pikiran melintas saat mata wanita itu menangkap wajah KyuHyun. ‘Betapa tahun yang sia-sia tanpa mengenal pria ini.’

Dia sering melihat pria tampan dan biasanya berakhir dengan tidak peduli lalu lupa sama sekali. Tapi sepertinya kesan itu tidak akan berlaku untuk pria didepannya ini.

Pria itu seperti… mannequin. Patung yang dipahat dengan baik dan ditempatkan di swalayan-swalayan terkenal untuk memperagakan baju bermerek.

Kulitnya putih seperti salju, rahangnya tegas dan dia memiliki bibir yang penuh. Pertama kalinya dia melihat seseorang dengan wajah seperti itu. Sangat tampan dan tentu saja menggoda. Edward Cullen versi Asia menurut pendapat pribadinya.

KyuHyun menegakkan tubuhnya, masih memperhatikan Hyo-Hwa. Dia menggerakkan jari telunjuk dan tengahnya bersamaan menyuruh Hyo-Hwa menghampirinya.

Hyo-Hwa masih diam dan berpikir keputusan mana yang lebih tepat. Kabur dari sini atau mengikuti perkataan pria asing itu. Tentu saja kabur, 99% kemungkinannya adalah pria itu memanggil untuk menjitak kepalanya karena sudah mengganggu tidurnya.

Hyo-Hwa bangun dari duduknya, merapikan buku tergesa-gesa dan baru saja akan kabur saat suara KyuHyun menghentikannya.

“Bawa kemari tugasmu,”

Hyo-Hwa membalikkan tubuhnya takut, melihat KyuHyun tidak yakin. Kalau kabur dia pasti akan ditangkap dengan mudah. Kemampuan fisiknya sangat payah. Lagipula pria itu memintanya untuk membawa tugasnya. Anggap saja dia orang baik yang mau menyelesaikan soal kalkulusnya.

Hyo-Hwa berjalan menghampiri pria itu dan menaruh buku ditangannya didekat KyuHyun. Lalu kembali ketempat duduk awalnya. Duduk manis disana tanpa mengatakan apapun.

KyuHyun meliriknya sekilas, kemudian mengambil kertas soal yang diselipkan disalah satu buku wanita itu. Membaca seluruh soal lalu mulai mencari jawaban untuk soal-soal itu.

Hyo-Hwa menatap KyuHyun terkagum-kagum, berpikir darimana seseorang sepertinya bisa muncul. Selain tampan dia juga pintar sepertinya. Sama sekali tidak tahu kalau pria itu sebenarnya juara olimpiade matematika nasional.

KyuHyun menyelesaikan seluruh soal itu dalam waktu sepuluh menit. Dia meletakkan penanya dimeja, kemudian melihat Hyo-Hwa yang langsung menundukkan wajahnya saat ketahuan sudah memperhatikan pria itu dari tadi.

KyuHyun tersenyum tipis, suka dengan reaksi kekanakan wanita itu. Dia berdiri dari duduknya, berjalan ketempat duduk Hyo-Hwa.

Pria itu menundukkan wajahnya, melihat Hyo-Hwa dengan jarak yang jauh lebih dekat.  “Tugasmu sudah selesai,” ujarnya pelan lalu kembali menegakkan tubuhnya. Tidak ingin kehilangan kendali dan melakukan hal yang tidak-tidak dihari pertama pertemuan mereka.

“Te-terima kasih,” kata Hyo-Hwa gugup. Wajahnya masih menunduk, terlihat sangat memalukan bahkan untuk dirinya sendiri.

“Aku bukan orang yang melakukan sesuatu tanpa imbalan, ngomong-ngomong.” Kata KyuHyun menyeringai.

Hyo-Hwa mengangkat kepalanya melihat wajah pria itu yang terlihat sangat mempesona dengan senyumannya itu.

Jatuh cinta padanya.

KindKyu

Dia baik. Walaupun sebenarnya aku tidak tahu bagaimana seseorang bisa dikatakan baik atau tidak. Mungkin dia terlihat buruk karena meminta imbalan setelah membantuku tapi tetap saja dia baik, setidaknya menurutku. Dan dia juga… manis? Hehe… yang itu juga hanya pendapatku saja.

 

Hyo-Hwa mendesah lelah setelah berkeliling seluruh perpustakaan tapi tidak menemukan KyuHyun dimanapun. Mungkin akan lebih mudah kalau dia mengetahui namanya atau mungkin jurusan kuliahnya.

Tapi tidak. Dia terlalu sibuk terpesona dengan pria itu dan tidak sempat menanyakan informasi apapun tentangnya.

Dia mendapat nilai seratus untuk tugas kalkulusnya. Dan hanya bisa merasa senang untuk beberapa menit karena langsung teringat dengan pria yang sudah mengerjakan tugasnya itu.

Wanita itu datang tentu saja untuk membawa imbalan seperti permintaan pria itu. Walaupun tidak yakin apa pria itu akan menerimanya dengan senang atau tidak.

Hyo-Hwa mengedarkan pandangan kesekelilingnya, dan matanya langsung berhenti bergerak saat melihat seseorang dari balik jendela perpustakaan itu.

KyuHyun menutup matanya dan duduk bersandar dipohon dibelakangnya dengan headset putih ditelinganya.

Dia terlihat tampan. Tentu saja. Dia menggunakan kemeja berwarna biru laut dengan celana jeans. Terlalu bersinar untuk mata wanita itu membuatnya nyaris lupa untuk bernafas.

Hyo-Hwa mengumpulkan keberaniannya. Berjalan menuju tempat pria itu sekarang. Dia hanya perlu menaruh hadiah itu lalu kabur. Ya, itu bukan ide yang buruk.

Wanita itu berjalan sepelan mungkin, bersyukur karena dia menggunakan sepatu kets yang tidak menimbulkan bunyi aneh dan menaruh hadiah yang disiapkannya disamping KyuHyun.

Dia seharusnya kabur setelah tujuannya selesai bukan? Tapi tidak, dia menyia-nyiakan kesempatannya. Malah berdiri disana untuk beberapa detik yang terasa sangat lama, memperhatikan wajah tertidur pria itu.

Tidak sia-sia. Tentu saja, mungkin dia tidak akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi nanti. Hyo-Hwa tersenyum sendiri, mulai melangkah mundur untuk pergi tapi suara bass pria itu langsung menghentikannya.

“Mana terima kasihnya?” tanya KyuHyun tersenyum miring secara perlahan membuka matanya.

Hyo-Hwa melihat pria didepannya terkejut, dengan mata membulat tidak percaya dan wajah yang sudah memerah karena rasa malu yang luar biasa. Wanita itu terlihat kelimpungan sendiri mau dibawa kemana mukanya sekarang?

KyuHyun terkekeh lucu kemudian membetulkan duduknya. Dia memang tidur tadi, tapi bau salju membangunkannya. Bau salju yang sama yang dia cium saat pertama kali bertemu dengan wanita itu.

KyuHyun mengambil bingkisan hadiah yang diletakkan Hyo-Hwa disampingnya lalu menepuk tempat disampingnya, menyuruh Hyo-Hwa duduk disana.

“Tidak usah membuat alasan kau punya jam kuliah sekarang. Ini sedang jam makan siang,” kata KyuHyun langsung tahu kalau wanita itu akan menolaknya dan mengajukan alasan tidak masuk akal.

Hyo-Hwa menurut, lagipula dia memang ingin balas budi. Jadi dia bukan pihak yang bisa mengatakan tidak sekarang.

KyuHyun membuka bingkisan ditangannya, cukup penasaran dengan hadiah yang wanita itu berikan.

Neck pillow?” tanyanya dengan bahasa inggrisnya yang lucu. Neck pillow. Iya, wanita itu memberikan bantal leher berwarna hitam dan memiliki kepala boneka kucing diujung kanannya. Terlalu kekanakan.

Yah, mau bagaimana lagi dia tidak tahu harus memberi hadiah apa untuk pria itu. Ini pertama kalinya. Dia hanya mengingat kalau KyuHyun tidur saat pertama kali mereka bertemu. Menebak kalau pria itu bisa tidur dimana saja. Dan akhirnya memutuskan untuk memberikan bantal itu agar KyuHyun bisa tidur setidaknya sedikit lebih nyaman.

“Kalau tidak suka aku akan membeli yang lain, sunbaenim?” tawarnya terlihat sedikit ragu bagaimana harus memanggil KyuHyun.

Pria itu tersenyum, “Aku tidak bilang tidak suka bukan?”

Hyo-Hwa memberanikan diri melihat pria itu kemudian, melihat KyuHyun yang sibuk memperhatikan bantalnya. Seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah, sangat manis.

KyuHyun menolehkan wajahnya, membuat Hyo-Hwa langsung membuang muka memandang kearah lain. Reaksi memalukan yang sulit dihilangkan.

“Tulis namamu,” suruh KyuHyun menyerahkan bantal itu pada Hyo-Hwa. Wanita itu tidak menjawab juga tidak membantah, hanya mengambil bantal itu dan langsung menulis namanya dibagian belakang.

“Untuk Cho KyuHyun,” ujar KyuHyun saat Hyo-Hwa hampir selesai menulis namanya sendiri.

Gerakan tangan wanita itu terhenti sesaat, tanpa alasan tersenyum. Nama pria itu bagus, sesuai dengan wajahnya.

“Tulis untuk Cho KyuHyun disana,” sambungnya sambil mendekatkan wajahnya memastikan.

Tangan Hyo-Hwa sedikit gemetar merasakan nafas pria itu, hampir tidak memiliki tenaga untuk menggerakkan tangannya lagi tapi dia harus menuruti kata KyuHyun kalau mau pria itu menjauh darinya sekarang.

KyuHyun langsung mengambil kembali bantalnya setelah Hyo-Hwa selesai menulis dan memakainya sambil tersenyum. Pria itu menyandarkan kepalanya pada badan pohon dibelakangnya, merasa sangat nyaman.

“Duduk disini sampai aku tidur,” perintahnya dengan mata terpejam. “Kau harus bertanggung jawab karena membangunkanku.” Sambungnya membuat alasan. Mencari cara untuk membuat wanita itu bisa lebih lama lagi berada didekatnya.

Hyo-Hwa menurut, dia duduk ditempatnya tidak pergi kemana-mana. Terlihat sangat patuh membuat KyuHyun tersenyum sendiri.

Pria itu melepaskan sebelah headsetnya lalu memasangkan ditelinga Hyo-Hwa. “Kalau-kalau kau bosan,” jelasnya singkat.

Hyo-Hwa tidak mengatakan apa-apa, bukan apa-apa tapi sepertinya ada sesuatu yang salah dengan pita suaranya. Suaranya tidak bisa keluar saat dia didekat pria itu.

Wanita itu melirik KyuHyun yang sudah memejamkan matanya dari tadi, tidak tahu apa dia benar-benar tidur atau tidak. Dia memfokuskan pikirannya, tidak ingin ketahuan memperhatikan orang lain dan mempermalukan dirinya sendiri untu kedua kalinya.

Hyo-Hwa mendengarkan lagu On The Street yang dinyanyikan oleh Sung Si-Kyung dari headset KyuHyun, menebak kalau pria jenius itu menyukai lagu ballad.

Wanita itu menyandarkan kepalanya pada badan pohon dibelakangnya, merasa tenang saat mendegar lagu yang menurutnya cocok untuk pengantar tidur. Dan dengan cerobohnya menutup matanya sendiri sampai akhirnya benar-benar tertidur.

Walaupun terdengar sedikit kasar mereka sudah tidur bersama sekarang, dalam arti kata yang sedikit berbeda dari biasanya.

***

Hyo-Hwa membuka matanya perlahan merasakan cahaya yang menusuk-nusuk kedalam retina matanya. Dia baru saja ingin menutup matanya lagi saat cahaya itu hilang tapi bayangan tubuh orang didepannya membuat matanya langsung terbuka lebar.

KyuHyun berada tepat didepannya, dengan kedua tangan disamping wajah wanita itu tidak tahu apa maksudnya. Hyo-Hwa menatap pria didepannya terkejut, kehilangan fungsi alat pernapasannya disaat yang bersamaan.

“Salju,” jelas pria itu berbisik. “Baumu seperti salju, jadi aku hanya berusaha agar kau tidak… meleleh.” Sambungnya, terlihat memilih kata-kata yang tepat untuk mengatakan alasannya.

Hyo-Hwa masih membatu ditempatnya, benar-benar kehilangan pikirannya untuk waktu yang cukup lama. Berusaha untuk membuatnya tidak meleleh? Sialan. Wanita itu sudah meleleh sekarang.

EvilKyu

Bukan iblis yang biasa aku baca dinovel dan manga atau manhwa, dia tidak semengerikan itu. Hanya sedikit jahil. Aku tidak membelanya dalam hal ini, cuma mengatakan menurut penilaianku saja.

Satu kebetulan lalu diikuti dengan kebetulan yang selanjutnya. Hyo-Hwa berpikiir terlalu banyak kebetulan yang dia temui sebagai alasan saat bertemu dengan pria itu.

Hyo-Hwa ingin pulang sebenarnya, mengingat ini sudah sore. Tapi secara tidak sengaja melihat Lee Dong-Hae dengan pacarnya kemudian tanpa pikir panjang berbalik arah dan pergi kemanapun asalkan bukan ditempat cinta pertamanya itu berada sekarang.

Jadi disinilah dia sekarang. Lapangan basket. Tidak ada yang spesial sebenarnya, kecuali KyuHyun yang juga kebetulan berada disana, sedang bermain basket dengan seorang teman.

Dia pikir dia tidak akan bertemu lagi dengan Edward Cullen versi asia menurutnya itu tapi ternyata tidak. Mereka bertemu lagi, dalam keadaan KyuHyun yang sangat seksi.

Sialan. Ini benar-benar seksi. Kalau saja kalian bisa melihat bagaimana penampilannya saat ini. Dia mungkin hanya menggunakan kaus V-Neck berwarna hitam polos dan celana training berwarna abu.

Tapi disitulah keseksiannya keluar. Ditambah rambut acak-acakan pria itu yang basah dengan keringat dan nafasnya terengah-engah karena kelelahan. Dia tidak akan terlihat lebih seksi dari ini bukan?

Oh, wanita itu sepertinya akan pingsan. Hyo-Hwa mencoba fokus lagi, sebelum imajinasi liarnya semakin parah. Apa yang sedang dia pikirkan tadi? Dia tidak mesum seperti ini dulu.

Hyo-Hwa memperhatikan pria itu lagi yang sialnya mengetahui kehadirannya yang berdiri sebenarnya cukup jauh dari pria itu. KyuHyun menghampirinya, berlari-lari kecil menuju Hyo-Hwa.

“Tidak, aku tidak boleh pingsan.” Gumamnya sendiri dengan tangan yang terus mengepal erat menggenggam botol air minum ditangannya.

KyuHyun berdiri didepannya dengan nafas yang tidak teratur. Oh tidak, wanita itu mau pingsan sekarang. Hyo-Hwa masih mematung ditempatnya, kehilangan semua fokusnya.

Pria itu mendekatinya lagi seperti jarak mereka terlalu jauh membuat Hyo-Hwa secara tidak sadar menahan nafasnya. KyuHyun berada terlalu dekat dengannya sekarang, dan wanita itu merasa kepalanya semakin pusing.

‘Baiklah, ini berlebihan Park Hyo-Hwa!’ Sisi lain dirinya berteriak frustasi. Tapi tetap saja, dia tidak bisa menghilangkan ekspresi menggelikannya setiap berada didekat pria itu.

“Air,” ujar KyuHyun dengan nafas yang masih belum teratur.

Suaranya terdengar jauh lebih seksi dengan nafasnya itu. Apalagi saat dia mengatakan ‘air’. Eh, Air? Hyo-Hwa mendapatkan fokusnya kembali. Dengan susah payah berusaha untuk bisa berbicara lagi.

“De?” tanya Hyo-Hwa bodoh.

“Aku haus,” katanya melihat botol air ditangan wanita itu.

Hyo-Hwa menyerahkan botol air minuman ditangannya cepat pada KyuHyun. KyuHyun tidak meminum airnya secara langsung dari ujung botolnya melainkan menegadahkan kepalanya. Terlihat seperti bintang iklan produk air minuman.

“Ya! Cho KyuHyun, tinggalkan airnya untukku juga!!” teriak teman main KyuHyun.

KyuHyun tersenyum jahil sebelum memberi tanda oke dengan melingkarkan jari telunjuk dan ibu jarinya. Seperti sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik pada temannya tapi juga telihat manis disaat yang bersamaan.

KyuHyun langsung berbalik dan berlari menuju temannya kemudian, tapi tiba-tiba saja berhenti dan kembali melihat Hyo-Hwa.

“Terima kasih,” ujarnya melambaikan botol minumannya.

Hyo-Hwa mengangguk, dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali. Dia ingin terlihat normal, tidak sebodoh itu, setidaknya didepan pria itu.

KyuHyun menghampiri temannya tapi tidak langsung memberikan botol minuman itu padanya. Mengajak pria itu untuk bermain gunting, batu, kertas terlebih dahulu.

Hyo-Hwa bisa melihat ekspresi geram teman KyuHyun, walaupun akhirnya mengalah dan mengikuti keinginan pria itu. Teman KyuHyun tetap saja menang pada akhirnya saat dia menggunakan gunting sedangkan KyuHyun menggunakan kertas.

KyuHyun terkekeh saat melihat tangannya sendiri, sedikit aneh karena seharusnya dia marah karena sudah kalah. Pria itu menyerahkan botol minumannya pada temannya itu kemudian menunggu beberapa detik sampai temannya mengetahui bahwa botol itu sudah kosong dan langsung kabur saat temannya akan melemparnya dengan botol plastik itu.

KyuHyun tertawa dengan tangan yang memegang perutnya sendiri. Hyo-Hwa terpesona lagi, untuk kesekian kalinya. Konyol sekali memang, terlalu banyak hal ada pada pria itu yang selalu membuatnya terpesona.

Saat dia tertawa dia menutup matanya. Apa dia tidak bisa berhenti membuatku semakin menyukainya?

*****

GameKyu

Dia menyukai game, dalam taraf sudah tergila-gila. Seseorang yang pintar matematika  juga maniak game.

Hyo-Hwa berdiri didepan gedung berlantai enam itu bingung. Masih menimbang-nimbang untuk masuk atau tidak.

Hari ini ada pertandingan game professional ditempat itu. Dan Hyo-Hwa datang tanpa pikir panjang setelah hamper seluruh mahasiswa dikampus membicarakan tentang KyuHyun yang akan bertanding hari ini. Baru tahu kalau pria itu ternyata sangat populer.

“Sudah datang sejauh ini, tidak mungkin pulang bukan?” katanya sendiri.

Wanita itu berjalan cepat menuju lift didepannya, tidak ingin menunda-nunda lagi. Dia hanya ingin melihat permainan KyuHyun sampai selesai lalu pulang.

Hyo-Hwa bisa mendengar suara komentator game dari dalam ruangan didepannya. Merasa bodoh sendiri karena sudah menunda-nunda datang kesini padahal permainannya sudah dimulai daritadi dan sepertinya juga hampir berakhir.

Wanita itu melihat KyuHyun yang duduk didepan sana dengan dua teman timnya. Terlihat sangat serius dengan mata yang begitu fokus. Pria itu menggunakan topi hitam, baju kaus abu  panjang lengan yang digulung asal hingga siku. Terlihat mempesona seperti biasanya.

Starcraft. Permainan itu Hyo-Hwa pernah memainkannya tapi langsung menyerah setelah bisa memanangkan satu kali. Dia tidak ingin mengulangi sakit hati lagi saat mengetahui dirinya kalah.

Merasa sangat kagum dengan KyuHyun yang bisa memainkan permainan strategi itu dengan sangat baik. Hanya tinggal beberapa menit lagi sebelum permainan berakhir. Bisa dipastikan kalau tim KyuHyun yang akan menang dilihat dari jumlah emas dan juga pasukannya.

Tim dari luar negeri itu terlihat mulai kehilangan kesabaran juga konsentrasinya. Menekan-nekan tombol keyboard keras-keras lalu langsung memukul meja saat kekalahan yang sudah mereka ketahui tertulis didepan layar dekstopnya.

KyuHyun memeluk teman timnya, memuji kerja keras mereka lalu membungkuk dengan lawan mereka dan juri didepannya. Seseorang yang rendah hati. Wanita itu tidak mengagumi orang yang salah bukan?

Hyo-Hwa masih berdiri ditempatnya saat orang-orang mulai keluar, membuatnya secara tidak sadar menggeser tubuhnya sedikit bukannya ikut keluar bersama orang-orang itu. Wanita itu memutuskan untuk duduk dikursi kosong didekatnya masih memperhatikan tempat KyuHyun bermain tadi padahal sudah tidak ada lagi orang disana.

Itu kebiasaannya. Menyendiri lalu melamun. Bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang dia lamunkan. Biasanya ibunya akan memarahinya kalau sampai melihatnya bertingkah aneh seperti itu.

Hyo-Hwa berdiri kemudian, merasa sudah cukup bosan dengan kegiatan tidak pentingnya itu. Ingin pulang karena hari sudah semakin gelap, tidak ingin mendengar protes dari ibunya lagi tentang jadwal pulang dan semacamnya.

Wanita itu berjalan menuju lift tempat dia naik tadi, bersyukur karena tidak ada orang lagi dan dia tidak perlu merasa canggung. Hanya ada dua orang penjaga disamping pintu masuk. Sepertinya dia benar-benar satu-satunya orang yang tersisa ditempat ini.

Hyo-Hwa sedikit membungkuk pada kedua penjaga yang sepertinya lebih tua darinya itu, berjalan melalui pintu masuk dan cukup terkejut saat dia baru saja sampai diluar dan melihat KyuHyun disana.

Pria itu sedang berbicara santai dengan kedua temannya tadi. Hyo-Hwa berbalik arah mengambil jalan lain tidak ingin ketahuan kalau dia datang kesini. Itu memalukan.

“Park Hyo-Hwa?”

Hyo-Hwa berhenti, merasa terlalu terkejut. ‘Bagaimana ini? Kabur? Ah, kenapa juga aku datang kesini?’ Wanita itu menggigit bibir bawahnya gugup.

“Kau datang?” tanya KyuHyun sudah berdiri didepannya.

Hyo-Hwa mengangguk takut. Takut kalau pria itu berpikir yang tidak-tidak tentangnya. Seperti… menyukainya? Ah, bukankah dia memang menyukainya?

“Kami akan menunggu direstoran KyuHyun.” Kata teman KyuHyun tiba-tiba. Tidak ingin membuat Hyo-Hwa tidak nyaman. Tidak tahu itu malah membuat wanita itu semakin tidak nyaman.

‘Bagus, apa yang harus kulakukan sekarang!!’ teriak Hyo-Hwa dalam hati.

“Bagaimana permainanku tadi?” tanya KyuHyun bersemangat.

“Eh? Itu… tentu saja bagus. Kau menang, itu berarti kau yang terbaik.” Kata wanita itu jujur.

KyuHyun tersenyum senang. “Aku melakukan dengan baik bukan?” tanyanya lagi. Terdengar seperti anak kecil yang ingin mendengar pujian.

Hyo-Hwa mengangguk lagi. “Kau melakukannya dengan baik.” Ujarnya menundukkan wajahnya, bertingkah memalukan lagi.

KyuHyun terkekeh sendiri, maju satu langkah agar bisa lebih dekat dengan wanita itu. Bau salju. Dia pikir tadi dia berhalusinasi kalau Hyo-Hwa datang saat mencium bau salju dibelakangnya tapi saat dia berbalik ternyata wanita itu benar-benar ada disana.

“Terima kasih karena sudah datang,” bisiknya didepan wajah wanita itu. Hyo-Hwa mengangkat wajahnya, melihat wajah tampan itu lagi. Tidak tahu sudah jatuh seberapa dalam padanya.

“Aku ingin memelukmu,”

Wanita itu tidak sempat bahkan untuk terkejut lagi. KyuHyun menarik tubuhnya hanya dalam hitungan detik. Erat, sangat erat. Seperti wanita itu akan lepas kalau dia tidak memeluknya sekuat itu.

Hyo-Hwa bisa mendengar kekehan KyuHyun, tidak mengerti apa yang membuat pria itu sesenang itu. Anehnya dia juga merasa senang saat KyuHyun senang, Hyo-Hwa tersenyum sendiri lalu membalas pelukan pria itu. Skinship pertama.

AutumnVoiceKyu

Suaranya seperti angin dimusim gugur berhembus hangat, menenangkan. Namun terkadang terasa sangat kesepian. Aku menyukainya. Suaranya juga musim gugur.

 

na ije gyeolhonhae geu aeui maldeutgo
(‘Aku sudah menikah’ itulah yang kau katakan padaku)

hanchameul amumaldo hal suga eobseotjyo
(untuk sesaat aku tidak merasakan apapun)

geurigo ureotjyo geu ae majimak mal
(kemudian aku menangis itulah kata-kata terakhirmu untukku)

saranghae deutgosipdeon geu hanmadi ttaemune
(tapi ‘Aku mencintaimu’ adalah satu-satunya kata yang ingin kudengar)

 

Ini bagian favoritku dari lagu yang KyuHyun nyanyikan malam itu. Seven years of love. Dia seseorang yang bernyanyi dengan hatinya. Aku berharap bisa mendengarkannya lagi suatu saat. Kekeke ^^

 

“Sunbae yakin tidak salah memilih tempat? Makanan disini sangat mahal,” bisik Hyo-Hwa menatap sekelilingnya takut.

KyuHyun mengangkat bahu tidak peduli, sama sekali tidak berniat membuat Hyo-Hwa merasa tenang sedikitpun. Pria itu mengajaknya makan malam. Ingin merayakan kemenangannya kemarin bersama Hyo-Hwa tapi wanita itu malah melantur sendiri.

“Kau tidak perlu berpikir yang aneh-aneh, makan saja.” Perintah KyuHyun melihat wanita itu masih belum menyentuh makanannya sedikitpun. “Dan… jangan memanggilku sunbae. Itu terdengar seperti kita orang asing.”

Hyo-Hwa mengangguk patuh, mulai berpikir panggilan apa yang tepat untuk memanggil KyuHyun. Karena umur mereka terpisah dua tahun apa dia harus memanggilnya ‘oppa’? Ah, rasanya aneh.

“Makan sampai habis,” ujar pria itu memperhatikan Hyo-Hwa yang memakan makanannya terlalu pelan. Seperti makanan itu beracun saja. Walaupun sebenarnya dia terlalu gugup saat KyuHyun terus saja memperhatikannya dari tadi.

KyuHyun menyelesaikan makanannya duluan, meminum winenya cepat dan langsung berdiri.

“Mau kemana?” tanya Hyo-Hwa mengangkat wajahnya.

KyuHyun tersenyum tipis, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. “Yang jelas bukan meninggalkanmu dengan bon makanan disini.” Jawabnya meledek wanita itu. “Sebentar lagi aku kembali,”

Hyo-Hwa mengangguk lagi, masih memperhatikan KyuHyun yang pergi menuju manager restoran itu. Tidak tahu dan tidak ingin tahu tentang apa yang mereka bicarakan.

Wanita itu melanjutkan makannya, menghabiskannya seperti perintah KyuHyun tadi. Tapi pria itu masih belum kembali sampai seluruh makanannya itu habis. Hyo-Hwa melihat-lihat kesekelilingnya, mencari keberadaan KyuHyun.

Dan matanya berhenti bergerak saat mendengar suara piano berbunyi. Wanita itu menoleh, melihat KyuHyun disana. Duduk didepan piano dan mulai bernyanyi.

‘Seven years of love’ kalau Hyo-Hwa tidak salah mengingat judul lagu. Lagu 90-an yang dinyanyikan lebih baik olehnya. Hyo-Hwa suka mendengar suara nafas KyuHyun yang berhembus pada lirik akhir lagu itu. Bagian favoritnya.

****

Aku pikir aku tidak akan pernah bisa melupakan malam ini. Aku kira dia mengajakku keluar untuk bertemu karena merasa bersalah tidak datang diacara wisudaku hari ini. Tapi tidak. Dia melamarku.

Walaupun tidak romatis, dan tidak ada bunga dan cincin aku berharap hubungan kami bisa berjalan dengan lebih baik setiap harinya.

Aku tidak tahu alasannya untuk memintaku menikah dengannya. Mungkin karena kami sudah berteman cukup lama. Atau mungkin dia tidak punya pilihan lain untuk mengiyakan keinginan ibunya untuk melihatnya menikah.

Alasan lain aku menulis ini. Kalau… mungkin saja… suatu saat dia menemukan orang yang benar-benar dia cintai dan meminta untuk berpisah aku bisa membaca ulang buku ini. Memanggil kembali ingatanku tentangnya.

KyuHyun menutup buku ditangannya menatap Hyo-Hwa tersenyum. Pria itu berbaring disampingnya, tidak memeluknya seperti biasa yang pria itu lakukan. Tangan KyuHyun terangkat menyingkirkan anak rambut wanita itu yang menutupi sedikit wajahnya.

Dia tidak akan meninggalkannya lagi, tentu saja. Setelah mengetahui semua rahasia wanita itu. Tentang bagaimana Hyo-Hwa menyukainya, secara diam-diam dan terus menerus.

KyuHyun mendekatkan wajahnya mencium kening wanita itu lama. Dia mengangkat wajahnya lalu memeluk wanita itu, merasakan detak jantung wanitanya lagi.  “Aku tidak tahu kau menyukaiku sebanyak itu.”

*****

Hyo-Hwa bangun dari tidurnya melihat sebelahnya yang sudah kosong. Tidak berpikir banyak dan langsung menuju kamar mandi. Ini seperti hal yang pernah terjadi sebelumnya. Saat keluar KyuHyun akan menghampirinya lalu merajuk minta dipakaikan dasi.

Wanita itu membuka pintu kamar mandinya, tidak mendapati KyuHyun yang menyambutnya. Sakitpun sudah tidak lagi, dia seperti sudah mati rasa dengan pria itu.

Hyo-Hwa menuruni tangga menuju meja makan, melihat makanan yang disediakan bibi Hwang hanya untuknya. Pria itu sudah pergi. Meninggalkannya lagi. Dia sudah mempersiapkan diri untuk hal ini, tahu kalau ajakan tiba-tiba KyuHyun kemarin adalah cara lainnya mengatakan selamat tinggal.

Tapi, tetap saja setiap mengingat pria itu air matanya jatuh. Hyo-Hwa menyuapi nasi untuk dirinya sendiri, tidak ingin membuat KyuHyun datang lagi karena masalah jam makannya. Dia menghabiskan seluruh makanannya lalu bangun ingin kembali menuju kamarnya sebelum  bibi Hwang memanggilnya.

Wanita paruh baya itu menyerahkan telepon rumah pada Hyo-Hwa sambil tersenyum. Membuat Hyo-Hwa bertanya-tanya sendiri.

“Ya?” jawab Hyo-Hwa singkat.

“Hyo-Hwa~ya kau sudah bangun?” tanya KyuHyun dengan nafas terengah.

Wanita itu menggigit bibir bawahnya, air matanya jatuh lagi. Rasanya ingin sekali menyumpahi pria itu sekarang.

“Apa lagi?” tanya Hyo-Hwa mulai kehabisan kesabarannya.

“Apa kau bisa pulang sekarang? Sebenarnya aku ingin membawamu tadi tapi… Aaah!!!”

“Su-suara apa itu?” tanya Hyo-Hwa terkejut saat mendengar suara ledakan diikuti jeritan pria itu.

“Tidak, hanya… Aaah!!”

“Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?” tanya Hyo-Hwa cemas. “Cho KyuHyun? Kau dengar aku?”

Sambungan telepon terputus tiba-tiba dan kecemasan wanita itu semakin bertambah. Hyo-Hwa buru-buru naik kekamarnya, mengganti pakaian cepat lalu kembali turun berlari menuju pintu depan.

“Nona, aku sudah memanggil taksi!!” teriak bibi Hwang dari dalam tapi diabaikan wanita itu.

Dia tidak bisa berpikir, tidak jika sesuatu yang buruk terjadi pada pria itu. Hyo-Hwa berhenti tiba-tiba saat taksi yang sudah dipesan bibi Hwang tadi berhenti disampingnya dan langsung masuk dengan nafas yang belum teratur.

Hyo-Hwa menyebutkan alamat rumahnya dan KyuHyun dulu tapi baru ingat kalau dia tidak membawa uang.

“Biaya taksinya sudah dibayar oleh penjaga rumah anda, nona.” Ujar supir taksi itu melihat gerak-gerik Hyo-Hwa dari balik kaca spionnya.

Hyo-Hwa mengangguk, tidak merasakan kejanggalan apapun karena pikirannya memang sedang tidak bisa fokus sekarang.

“Maaf, tapi apa bisa lebih cepat lagi.”

Supir taksi itu mengangguk, menambah kecepatan mobilnya. Biasanya membutuhkan waktu tiga puluh menit dari rumahnya dengan rumah ibunya tapi ini hanya lima belas menit.

“Terima kasih,” ujar Hyo-Hwa, buru-buru keluar dari taksi.

Wanita itu membuka pintu pagar tidak sabar lalu berlari secepat yang dia bisa masuk kedalam rumah. Password rumah mereka masih sama, Hyo-Hwa berlari dengan nafas memburu memanggil nama pria itu putus asa.

“Cho KyuHyun!!”

Langkah wanita itu terhenti saat dia sudah masuk kedalam ruang tengah, melihat seluruh ruangan yang sudah penuh dengan balon dan KyuHyun yang duduk disana didepan piano.

KyuHyun mulai memainkan pianonya saat melihat Hyo-Hwa, menyanyikan lagu yang sama yang pernah dia nyanyikan untuk wanita itu dulu. Hanya pada bagian akhir, bagian favorit wanita itu.

na ije gyeolhonhae geu aeui maldeutgo
(‘Aku sudah menikah’ itulah yang kau katakan padaku)

hanchameul amumaldo hal suga eobseotjyo
(untuk sesaat aku tidak merasakan apapun)

geurigo ureotjyo geu ae majimak mal
(kemudian aku menangis itulah kata-kata terakhirmu untukku)

saranghae deutgosipdeon geu hanmadi ttaemune
(tapi ‘Aku mencintaimu’ adalah satu-satunya kata yang ingin kudengar)

KyuHyun bangun dari tempatnya setelah menyanyikan lirik itu membawa serangkai bunga dibelakang tubuhnya.

“Itu bagian favoritmu bukan?” ujar KyuHyun lalu menyerahkan bunganya pada Hyo-Hwa

Wanita itu berkeringat diseluruh wajahnya, dengan nafas yang tidak teratur. Dia menggeram  lalu mengambil kasar bunga ditangan KyuHyun memukul pria itu dengan rangkaian bunga itu membuat KyuHyun terkejut dan refleks menlindungi diri dengan menutup tubuhnya dengan tangannya.

“Sialan kau!” teriaknya frustasi. “Kau membuatku cemas setengah mati bodoh!!!”

Hyo-Hwa terduduk lemas dilantai, menangis keras dan menutup wajahnya dengan menenggelamkannya diantara lutut.

“Aku hanya berusaha untuk romantis, kau bilang aku tidak romantis.” Jelasnya berjongkok didepan Hyo-Hwa.

“Kalau menurutmu memenuhi rumah dengan balon itu romantis.” Jawab Hyo-Hwa kesal. Wanita itu menghapus air matanya, baru menyadari penampilan KyuHyun yang sangat tampan dengan setelan jas serba putihnya.

Ah, benar. Balon diruangan juga berwarna putih, warna favorit wanita itu. Dia kembali melihat KyuHyun tersenyum geli kearahnya.

“Sudah merajuknya?” tanyanya membuat Hyo-Hwa semakin jengkel. “Ayo bangun,” ajak KyuHyun memberikan tangannya pada wanita itu. Hyo-Hwa membuang muka, masih marah. Pria itu tersenyum lagi, lalu menarik tangan Hyo-Hwa agar berdiri bersamanya.

KyuHyun mengeluarkan kotak kecil berisi kalung emas putih dengan permata bunga. Memasangkan dileher wanita itu tanpa aba-aba, membuat Hyo-Hwa terpaksa menahan nafas karena merasa gugup dengan posisi wajah mereka yang terlalu dekat.

KyuHyun menjauhkan diri setelah menyelesaikan tugasnya, tersenyum lagi pada Hyo-Hwa. Wanita itu menunduk, lagi-lagi merasa malu saat mata mereka bertemu. Dia melihat kalung dilehernya, memperhatikannya sebelum akhirnya bertanya.

“Kalung apa ini?” tanya Hyo-Hwa ingin tahu apa benda itu memiliki arti khusus atau tidak.

“Itu aku membelinya tadi pagi, kau tahu? Aku pelanggan pertama mereka hari ini.” Jelasnya bangga.

Tidak ada arti khusus. Cih, berharap saja. KyuHyun itu memang tidak ada romantis-romantisnya.

“Romantis tidak?” tanya KyuHyun tidak mendapat pujian apapun dari wanita itu.

Hyo-Hwa menatap KyuHyun kesal. “Kalau romantis harus membeli perhiasan dulu, semua pria akan bangkrut kau tahu?”

KyuHyun berdecak. “Yah, setidaknya suamimu yang kaya ini tidak akan bangkrut karena membelimu barang seperti ini.” Jawab pria itu percaya diri. KyuHyun menurunkan wajahnya, menatap wanita itu dalam jarak yang terlalu dekat. “Kau tahu? Kau beruntung memilikiku,”

Hyo-Hwa mencoba untuk tetap sadar matanya mengerjap-ngerjap saat merasakan nafas pria itu diwajahnya. KyuHyun menelentangkan tangannya, memeluk tubuh wanita itu yang selalu tepat saat berada ditubuhnya.

“Dan aku sangat beruntung karena memiliki istri yang sangat tergila-gila padaku,” ujar KyuHyun tersenyum. “ChoKyu-ku yang pintar. Apa aku sepintar itu?”

Hyo-Hwa membalas pelukan KyuHyun menutup mata erat-erat karena merasa sangat malu. Pria itu kenapa sangat suka membaca rahasia orang lain?

KyuHyun tertawa geli, menyandarkan dagunya dibahu wanita itu. Banyak sekali yang ingin dia katakan, tapi selalu kehabisan kosakata dihadapan Hyo-Hwa. Pria itu juga mencintainya, sebanyak itu. Atau mungkin juga lebih, lebih dari yang dia sendiri tahu.

“Maaf…” bisik KyuHyun dengan suara yang sangat rendah, terdengar memohon. “Dan… aku juga mencintaimu.”

Hyo-Hwa membeku ditempatnya masih terlalu terkejut untuk mendengar pernyataan pria itu sebelum akhirnya tersenyum. Dia seharusnya tidak menyukainya sampai batas dia tidak bisa membencinya walaupun pada kenyataannya dia tidak keberatan sedikitpun.

END

Pos ini dipublikasikan di Part dan tag , , . Tandai permalink.

109 Balasan ke The Answer Is You (Part 2-End)

  1. sri berkata:

    Akhirnyaa.. Setelah sekian lama,, kekekee
    Tinggalin jejak dulu

  2. ChoJiYeon berkata:

    akhir’a.. author kmbali jg.. ff CMIYC ttp dtnggu lho thorr

  3. dyahkyu berkata:

    Astaga di akhiri dengan ending yang romantis :))
    suka saya suka oenni 🙂

  4. setia berkata:

    setelah sekian lamaaaaa.
    aku suka dr awal sampe akhir. narasi nya jg bagus dan rapi. setidaknya itu mnrut aku.hehe
    dan sekarang aku tau klo lagu yg pernah dinyanyiin kyuhyun adlh lagunya sung si kyung.

    • kyuhae berkata:

      kekeke.. dpt informasi baru y.
      dr sekian bnyak lagu sung sikyung kyuhyun plng sering nyanyi yg on the street, makanya sya pilih lagu itu. hehe..

  5. zakinah edogawa berkata:

    akhirnya eon ,, nongol jga ni ff 😀
    smpet lpa ma yg part 1 eon , jd bca dlu sblum bca ini :-X
    nyesek bngt bgian awal.nyaa 😥
    slah pham kn mrekaaa
    kyu kyu kterusan ya bca diary.ny hyo hwa kekekekek
    pling suka bagian yg evilKyu eon !!!
    byangin kyu kyu main basket teus krigeten gtuuu 😉 huaaaaa pasti HOT + SEXY abissssss #ngilerrrr 😀
    jd pngen tw detail story.ny sblum mreka nikah eon :-\ #buat.dong.eooonnn
    btw , typo.nya nambah tu eon 🙂
    d tunggu ff yg atu.nya eoonnn 😀

    • kyuhae berkata:

      wkwkwk… sya gk buat lg detail storynya, pusing ding. hehe…
      typo itu menyatakan yg ngetik itu manusia bkan sistem *berusaha keras membela diri
      kekeke… iya, ditunggu y ^^

  6. Mrs. byun berkata:

    kyaaaaaaaaaaa berasa kurang panjang onn huhu… Kyaaaaaaaaaaa syuka banget dan sesak nafas lagi huhu… Oh myyyyy cho kyu emang ga romantis… Huhuhuuuuu sukaaaaaaaaaaaa banget hohho

  7. trisnasmile berkata:

    Saking lupax ini cerita yang mana, aq buka part 1 dulu hahahaha..

  8. ikha berkata:

    kerennya masya allah dah 🙂

  9. Purple Love berkata:

    hanya sebatas itu???
    astagaaaaaa
    aku bahkan gak sadar uda ending aja
    mau lagiiiiiiiii ><
    ck segitu berarti nya kata2 "aku mencintaimu" itu huwaaaaa

    ckckckck
    daebak kkkk

    • kyuhae berkata:

      kekeke… kmu bcanya terlalu menghayati makanya gk sdar udh end.
      aku mencintaimu itu berarti apa lg dr seseorang yg diharap utk mengatakannya *mendadak gombal
      hehehe… mksi ^^

  10. Rinkyu berkata:

    Akhirny publis jg,dah d tggu2.keren …wlu hrs bc part 1 dulu krn lupa jln crtny tp endingny g mengecewakan.d tngg ff selanjtny…

  11. Dianaa berkata:

    Omo omo,, daebak banget pokoknyaa

  12. tiwi berkata:

    Akhirnya bersama juga. 😀

  13. Missgyuhyun berkata:

    Akhirnya mereka bersatu lagi. Nggak nyangka banget si Hyo secinta itu sama Kyuhyun, dan Kyuhyun sunbaenim yang bego malah ngelepasiinya ye. Tapi seru banget diary nya Hyo, flashback pas dia masih kuliah OuO seneng pas Kyuhyun gerjain tugas Hyo Ugh smartKyu ❤

  14. Nur Kim hyo ah berkata:

    ahk suka banget ceritanya ternyata sama-sama cinta tapi saling diam, tapi akhirnya happy ending itu yang ku suka, kyuhyun itu mengungkapinnya sesuatu banget…

  15. Lee Hana berkata:

    YEAYYYYYY
    akhirnyaa update jugaaa!!!!!!!setelah tiap hari ke wp ini yaampun…….seneng banget:”’)))))
    yuhuuu mereka balikan yeay!lucu bgt ya si hyo hwa waktu baru pertama kali ketemu sama kyuhyun ihihihihi konfliknya ngena banget deh.
    pokoknya ff ini keren bgt daebak!!!!!♡♡:’D

  16. sindi_amiy berkata:

    sekian lama menunggu akhirnya kyuhwa comeback, cukup mengobati kerinduanku sam couple ini.
    sebenernya aku lupa sama ceritanya di part 1 tapi yang penting itu kemesraan mereka,, ck
    bikin ketawa0ketawa sendiri.
    aku suka kalo kyuhyun disebut sebagai edward cullen versi korea,, wkwkwk
    oke eonni-ditunggu CMIYC juga…

  17. aulya rahmi berkata:

    Akhiiirnya,,,part 2 keluar jugaaa…aku suka dari awal smpe akhir cerita,
    Alurny kyak air mengalir, walau konflikny trasa bnget, tpi aku ttap suka, dan aku berfikir bahwa hyo hwa mau nyapa dong-hae. Tapi gak terbukti.dan stu lagi ª aku suka dari n ff, yaitu hampir sluruh cerita diisi sama hyo-kyu moment, jarang2 ada ff kek gini…
    Satu lagi, perjuangan buat sabar nunggu klanjutan ff ni terpuaskan,
    Ditunggu sma ff ª lain *CMIYC maybe,,,
    Smangat eonni,,,,

  18. park hye ra berkata:

    waaaaa~
    uda lama ga baca ff mu ini eonni ><
    saya uda lama nunggu part ini 😀
    sweet banget..alurnya pas.bahasanya mudah di mengerti.pokonya aq suka cara eonni menceritakan isi ff ini,kkk~
    but…aq ttp nunggu ff CMIYC next partnya.
    pliss..jgn lama2 ya ^^
    Intinya,smua ff eonni bagus.Daebak !!!
    i'm ur fan,hhe 🙂

  19. choi yeon woo berkata:

    huwaaa…romantisnya..
    Bagus..

  20. song yoo jin berkata:

    Aku juga mencintaimu kyu.. (´⌣`ʃƪ)
    Aduh manis banget si abang setan yg tampannya ga ketulungan ini.. (ˇ▽ˇ)-c<ˇ_ˇ)

  21. peachly berkata:

    baguuuus. paling suka yang part hyohwa mendeskripsikan kyuhyun pas sebelom nikah. cute yet sweet
    gara gara baca ini jadi makin kangen sama hyohwa kyuhyun di cmiyc
    update cmiyc-nya ditungguuuuu
    hwaitiiiiing

  22. Fifi berkata:

    Akhirnya keluar jg setelah sekian lama nunggu. Mereka baikan jg dan kesalahpahamannya terselesaikan.

  23. anggrie berkata:

    Sumpah ni Ff bikin senyum* sndiri…..
    K.E.R.E.N 🙂

  24. elfa berkata:

    sykurr, akhir’a mreka tak jd berpisahh 😀

  25. GyuHae berkata:

    OMO Romantis’a mereka, aku suka bagian terakhir’a. Aihh romantis banget u bang. Perlu sequel unn, merekakan udh menikah perlu bayi donggg 😀 Ahahahaha…

  26. arselli_ berkata:

    woaaa bagusss. ngakak pas kyuhyun bilang pelanggan pertama-_- ga penting bgt itu mah.wkwkwk
    ini menarikk<333 ditunggu ya kelanjutan cmiyc nya

  27. Anyelir_lake berkata:

    Akhirnya lanjutannya muncul jga 🙂 ya ampun kyu manis bnget sih pas endingnya
    ceritanya keren bnget chingu wlaupun hru bca ulang yg part 1 krn udah rada lupa
    #ff slanjutnya di tunggu 😉

  28. nayakun berkata:

    woaaah, lanjutannya udh ada
    suka banget sma ff ini, ga nyangka hyo hwa jg cinta mati sma kyu 😀
    annyeong i’m new reader 🙂

  29. chicuitprikitiw berkata:

    aaah, setelah sekian lama menunggu akhirnya ada juga ff yang di publis..
    Hehe.. 😀 Annyeonghaseo.. *membungkuk 90 derajat* 🙂 Sebelumnya maaf baru komen bsa di sini, soalnya q terbiasa komen di part ending hehe.. 😀 Q reader lama sebenarnya, cuma jarang komen di setiap ff, bukan karena pgn jd silent reader atau apa,tapi cuma ya karena itu tadi, gk biasa komen di setiap part, jadi mohon di maklumi saja kebiasaan buruk q yang kadang tidak tau tempat ini.. 😀
    Eon.. Eh, q manggilnya apa yah? Eonni, atau author aja? Mm.. Berhubung krn q gk mau di bilang sok akrab juga, jadi q panggil author aja deh..
    Pertama, q suka banget scen pas kyu nepuk-nepuk punggung hyo hwa sambil bersenandung pas mereka mau tidur, itu kesanya sweet bgt untuk sebuah kehidupan suami istri,
    Kedua, q kurang puas sama konfliknya, q sempet bayangin wkt di taman hiburan itu donghae n hyo hwa ketemu, terus kyunya cemburu-cemburu gk jelas gtu gtu,
    Ketiga, chokyu suka banget baca-baca diari orang yah.. Kepo namja.. Aissh.. 😀
    Udah segitu aja dulu, pesannya cuma, keep writing, dan Semangat aja buat authornnya, tolong jangan lama-lama juga publish ff selanjutnya, maaf kalo rewel hehe 😀
    O ya di tunggu kelanjutan CMIYCnya.. 🙂

  30. Amii berkata:

    Unni.. Kehadiran ffmu Seperti oase di tengah padang pasir. Haha..

    /ninggalin jejak dulu ya unnie/.

  31. Amii berkata:

    The Answer is You. . .

    “Salju,” jelas pria itu berbisik. “Baumu
    seperti salju, jadi aku hanya berusaha agar
    kau tidak… meleleh.”
    Ya Allah… Berasa apa gitu pas baca bagian itu, manis sekali.

    Selalu tertarik dengan setiap kalimat yang ada di ff ini. Bukan hanya The Answer is You, yang lain juga. Fanfiction karya Una Asmaul. Hhh 🙂

    So far… Selalu keren dari awal sampai ending. Walaupun tadi saya menemukan sedikit Typo, tapi itu bukan masalah.

    Untuk CMIYC, saya masih setia menunggu kelanjutannya loh unn… Hhh 🙂
    Keep writing Unni… Fighting!!!

    • kyuhae berkata:

      wktu kmu blang oasis onnie malah inget kartun oscar the oasis masa.
      kekeke…
      onnie jg suka bagian itu. yah, keseluruhannya sebenarnya onnie suka sya yg tulis soalnya. hehe ^^
      iya, fighting!!
      terimakasih kunjungan dan komentarnya amiii~ ^^

  32. hinata berkata:

    Bc nya ketawa2 sendiri
    😛
    D tunggu story lainnya

  33. nindy berkata:

    Aaak! Kyuuu, romantisnya maksa. Wkwk.. Suka merekaaa, kece eonni~~

  34. magnaelover berkata:

    OMOOOOOOO !!!!
    Author kemana aja 😦 wpnya sepi dan udah lama banget lagi ga posting ff
    Kyaaaaaa kyaaaaaa kyaaaaaa
    Greget sama hyohwa sama kyuhyun yang salah paham gara-gara diary !
    CMIYC kapan lanjut ????

  35. tiwiw berkata:

    akhirnya ada juga lanjutannya
    aaaarrgggg romantis sumpah hahahha ^^
    ditunggu lanjutan CMIYC kan sama karya2 yg lainnya ^^

  36. josena berkata:

    Yasalam.. Manis banget >///<
    Suka sama karakter kyuhyun yang nggak romantis dan berusaha untuk romantis. Trus kelakuan kyuhyun yang tiba-tiba suka bikin meleleh dan selalu bikin kaget-lupa bernapas-dll- hyo-hwa. jdi ikut dek-dekan juga bacanya.
    Pokoknya fighting untuk karya-karya selanjutnya!!! ((((:

  37. avrizelf berkata:

    okokok!

    thor lama kali publish ff smpe aku sesak nafas gra2 nunggu. 😀

    aigoo… ff ini buat aku degeun2 😀
    Catch Me If You Can ditunggu ya thor 😉

  38. Whinda arthama berkata:

    Ommo..author kesayanganq bngun juga dri hibernasinya,*eh..q seneng bgt m hyo hwa yg malu22,bnr22 ky dikehidupan nyta perasaan dri mengidolakan seseorang yg terpendam..aigo,dtggu ff selanjutnya,keep writing thor krn bnyak yg menantikan hsil karyamu

  39. hyeva berkata:

    aigoooo.. suka bgt cerita pas bagian flashback nya..
    authornim hwaiting..

  40. cinoCHOKYUlat berkata:

    sweet banget….
    kkkk~ pas kyu nelpon trus ada suara ldakan aku kira kyu lg nyoba masak trus komporny mledak –” eh ternyata balon, fiuhh~
    akhirny bisa slg ngungkapin perasaan masing2 juga xD
    CMIYC kpan publis lagi?? dtunggu lo~

  41. melindacuty berkata:

    mank dasar kyu ga bs romantis..
    wkwkwkwk

  42. yennypuppa berkata:

    Baru baca..
    Ah, keren sumpah!!!
    Kak Una emang selalu bisa buat orang senyum-senyum.. ^^

    CMIYC nya masih ditunggu lho!

  43. anglika berkata:

    ga berhenti senyum2 sndiri baca ni ff.. kyu terllu memikat pesonanya.. walaupun ga romantis, tp kyuhyun punya cara tersendiri utk menggambarkan kesan romantisnya di hati readers.. ceilaah.. authornya nih yg daebak.. 🙂

  44. Kodok berkata:

    endingnya bagus bangettt
    romantis bangettt
    arghhhh..bulu kudukku mpe beridiri krn ini bener2 buat melting bangetttt

  45. nachan berkata:

    yaampun haha aku senyum senyum sendiri baca ff ini, aku emang lebih suka ff yg sweetnya ga banyak, lebih berkesan gitu hehe

  46. Esa Kodok berkata:

    lupa part depannya
    mau k part 1 dulu nanti bc lg

  47. minrakyu berkata:

    aaaaaaaa….aku ampe lupa part 1 nya.. jadi baca lagi…
    btw,,, duh suka banget sama kisah mereka yg awal pertemuan sampe akhirnya kyu ngelamar, meskipun g ada romantisnya..
    dan meskipun tuh diceritain lewat diary tapi tetep berasa,,,
    aaaaaaa,,,,,suka deh,,

  48. heeyeon berkata:

    huhuhu so sweet bgt sih ..

  49. lee je hwa berkata:

    suka bangen sama kyu, sikapnya dingin seperti salju tapi hatinya hangat :*
    ending yg romantis. love deh ❤

  50. iea berkata:

    meskipun kyu g bisa romantis k hyo hwa..tp setidakny itu cara yg unik n beda tuk nyatain perasaan k hyo hwa..kereeen..

  51. ikaakika berkata:

    ternyata hyo-hwa udah suka ama kyu dari dulu n kyk’y kyu juga . . Ye mereka besatu . . Kyu ema9 udah cukup romantis tpi gk usah pamer juga kaleee hahaha

  52. EkaShfly berkata:

    Oooh suka.. Suka… Suka.. Banget dg krakter kyuhyun yg manies kyak gulali.. Hehehe…
    Aku selalu suka dg karya2mu author-nim.. #keep writting 🙂

  53. Zigai19_KyuDO berkata:

    aaaarghhh….. so sweeeeeeet….. udah bca 2 part n bru sempet ninggalin jejaak… kereen.. feel.nya peet banget, pengen jd hyohwa… aaah aniyaa…jd zigAi aja aq trgila2 stengah hidup sma ChoKyu-q…kkkkk
    cerita.nya kereeen banget..apalagi part 2 ni…flashback.nya aduuh bkin melting… Kyu qm g romantis aja bkin klepek2 palagi lw romantiiissss….omona jd sesak sendiri…..kkkk
    anw, 4 jempol buat authir yg udah buat alur keren buat diary.nya….kkkk…
    paypay..!!

  54. berkata:

    oh ya ampun,knp ff bkinan authornim bnr2 bkin sesak nafas saking romantisnya????
    ya ampun,aq gk bs lbh jatuh cinta lgi ma kyu gr2 baca ff ini..oh my,ini bnr2 keren!!aq suka gmn konfliknya,penyelesaiannya,karakter tokoh2nya,dan kata2 yg dpkai buat mnjelaskan situasi yg ada..oh tidak,aq bnr2 kagum ma authornim…^^
    fighting!!keep writing!!gomawo udh bkin ff yg keren bgt kyk gini…^^ *bow*

  55. park na na berkata:

    kyaaaa endingnya so sweet…..
    bgus crtnya…

  56. LeeXianZhie berkata:

    Admin bingung mau coment apa?
    tp yg jelas FF ny keren bnget ddaebak deh
    Suka bnget sma Kyu di sni
    Crita nya so sweet bnget , dan dpet bnget Fell nya

  57. lim hae rim berkata:

    huaa eonnni bikin sequel y bulan madu dong 😀

  58. Fanny berkata:

    Ini sweet bangetttzzzzz#lebay..untungnya kyuhyun membaca diary hyohwa hingga kesalahpahaman mereka hilang kkk
    Aku juga suka banget hembusan nafas kyuhyun di lagu 7 seven years nya#gaadayangnanya..sekseh mendesah gimana gitu wkwk

  59. soyou berkata:

    pasangan yg hemat bicara

  60. azizashiyou10 berkata:

    Paling suka pas bagian…
    “Salju,” jelas pria itu berbisik. “Baumu seperti salju, jadi aku hanya berusaha agar kau tidak… meleleh.” Sambungnya, terlihat memilih kata-kata yang tepat untuk mengatakan alasannya.
    Hyo-Hwa masih membatu ditempatnya, benar-benar kehilangan pikirannya untuk waktu yang cukup lama. Berusaha untuk membuatnya tidak meleleh? Sialan. Wanita itu sudah meleleh sekarang.

    SUMVAHHH keren kata2nya.. meleleh aku jadinya 😀

    ceritanya keren. suka. ditunggu karya yang lainnya, ya?

  61. esakodok berkata:

    selalu menggetarkan hati.

    hahaba..couple ini g ada habisnya

  62. selvy berkata:

    ahh sosweetnya………. ceritnya bagus
    tapi aku ga nemu yg part satunya 😦
    tapi cukup puas ko baca part duanya karena sngat menarik 🙂
    hehe ^_^

  63. Ping balik: REKOMENDASI FANFICTION | evilkyu0203

  64. esakodok berkata:

    q syudah bacaberulang2…tp tetep meltingg ajaaa

  65. cho angel berkata:

    wahhh Daebakk!!! ini sweet bangettt..><
    meleleh di tempat bacanyaa.
    Kece banget lah authornyaa ;D
    keep writting thor^^

  66. kim hyerin berkata:

    ya ampun kyuhyun!! romantis bgt!! dan itu meledak meledak apa?? kyuhyun ngeledakin balon ya?? hahaha . khas kyuhyun bgt! kekanakan tapi juga dingin dan kejam. buktinya dy bisa ngmong pisah ama Hyo Hwa segampang itu . cih cuma krn pemikiran sedangkal itu doang. Kalo Hyo ga cinta mana mungkin mau nikah terus mau bertahan hidup ama lu kyu! tpi endingny akhrnya bahagia jg y! sneng deh!! Hyo maafin Kyu ya! dy emang gtu orangnya! haha daebak thor ff ny!!

  67. songhabyung94 berkata:

    Gak ada squelllll…..

  68. Mentari berkata:

    ff nya bner2 daebakk..

    author blog ini apa bner udh meninggal ?

  69. jaemijhe berkata:

    Huaa bener2 bikin senyum2 sendiri bacanya hahaha..

    Kisah percintaan mereka saat di perkuliahan so sweet dan berkesan hahaha..

  70. Lala berkata:

    So sweettt…
    Author DAEBAK…

  71. hankims_ais berkata:

    Seruuuuu, ada nangis’a ketawa’a,, macem” dahh..

    Seneng bnget ngeliat mereka gga salah paham lgii..

  72. shinri98 berkata:

    semua.nya gara” diary

  73. Widyaa berkata:

    Happy ending…
    So sweet bgtt kyuu❤

  74. Lovey denalisa berkata:

    Ahhhh sebenernya..end pengin lagiiii
    Sequel…disitu aja??

    Kyuhyun yg tetep yg ga romantis….

  75. mecacasilvia berkata:

    Manisnyaa kyuhyunn…
    Suka2 ceritanya…
    Sequel thor… Hehehe

  76. Yeoja angelf berkata:

    Kyuhyun pngen pisah gara2 diary. Untung hyo hwa blm tandatangan surat cerai. Kkkk.. Ffnnya keren

  77. erina berkata:

    Lucu ih kyuhyun, salam kenal ya thor aku pembaca baru ^_^

  78. Aru berkata:

    bguuuuusss bgttttttttttttttttttttttttttttttttt

  79. mhrn25 berkata:

    Woehhh sweet bgttttt ga kuku

Tinggalkan Balasan ke kyuhae Batalkan balasan