Yak! Babo, Saranghae!!! Part 1

Yak! Babo, Saranghae!!!

Cinta itu akan datang karena terbiasa, tapi saat cinta ada didepan mata kenapa aku buta?

HYO HWA POV

CKIIIT… Aku mengerem mobilku tiba-tiba saat aku hampir saja menabrak seseorang, aku memang baru belajar menyetir dan kemampuanku masih sangat payah. Aku langsung melepas sabuk pengamanku dan bergegas turun dari mobil. Kulihat seorang laki-laki terkapar di jalan didepan mobilku. Apa aku sudah menabraknya? Aku mendekati pria itu dan mengguncang-guncangkan tubuhnya, berharap dia tidak mati. Aku tidak mau dipenjara seumur hidup karena tuduhan menabrak mati orang. ANDWAEEEEE!!!! Bagaimana dengan nasibku? Aku bahkan belum menikah. Aku meraba dada laki-laki itu dan  jantungnya masih berdegup-degup. Bagus, dia masih hidup. Beberapa saat kemudian banyak orang yang mendatangiku, “tolong naikkan dia ke mobilku, aku akan bertanggung jawab” kataku. Orang-orang disitu langsung memopongnya dan menaikkannya kedalam mobil. Aku mengikuti mereka dari belakang dan langsung masuk ke dalam mobil, aku  memacu mobilku membawa pria ini ke rumah sakit. Semoga lukanya tidak parah.

*****

“bagaimana keadaannya dokter?”tanyaku yang berdiri dibelakang dokter yang sedang memeriksa pria yang kutabrak tadi. Dokter itu tidak menjawab pertanyaanku dan masih menaruh stetoskop didada laki-laki itu.

“Keadaannya baik-baik saja, nona.. Apa anda kenal dengannya?” Tanya dokter itu, aku menggelengkan kepalaku.

“tadi aku menabrak laki-laki ini, apa dia akan baik-baik saja?” tanyaku lagi

 “Dia hanya kelaparan, sepertinya dia tidak makan beberapa hari. anda tidak menabraknya, karena laki-laki ini tidak mengalami luka apapun.”

Oooh syukurlah, aku fikir aku akan dipenjara karena menabrak laki-laki ini.

“Ya sudah, saya tinggal dulu ya..” kata dokter itu sambil berlalu dari hadapanku

“Ne, khamsamida…” kataku sambil membungkukkan badanku..

            Aku memperhatikan pria didepanku ini, wajahnya tampan. Tidak mungkin pria seperti ini mati kelaparan, dilihat dari penampilannya dia seperti anak orang kaya, walaupun sedikit kotor. Tiba-tiba saja laki didepanku ini membuka matanya perlahan sepertinya dia sudah sadar. Aku tersenyum kearahnya, memberi kesan pertama yang baik.

“gwenchana?” pria itu mengabaikan pertanyaanku dan malah memperhatikan sekelilingnya, sepertinya dia masih linglung.

“Ini di rumah sakit..” kataku ramah

“Aku Lapar..” jawabnya datar

“De?”

“Kau tuli? Aku bilang aku lapar, cepat belikan aku makanan..” aku shock mendengar kata-katanya, sepertinya aku sudah salah menabrak orang, pria ini tidak punya sopan santun..

            Aku mengalah, karena aku sudah menabrak pria ini, walaupun sebenarnya dia pingsan sendiri. Aku kembali kekamarnya dengan sekantong roti ditanganku, tidak ada makanan lain di rumah sakit ini, hanya ada roti. Kalau dia tidak mau, biar aku saja yang menghabiskannya.

“Ini..!!” kataku sambil menyodorkan plastic itu dihadapannya. Laki-laki itu langsung merampas plastic di tanganku dan melahap roti itu. dia benar-benar kelaparan, kasihan sekali dia.

Aku menunggunya sampai dia menghabiskan makanannnya.

“Sudah selesai? “ tanyaku sambil tersenyum

“Siapa yang membayar biaya rumah sakit?” tanyanya mengabaikanku..

“Aku sudah membayarnya tadi, kau tenang saja..”

“Ooooh…”

“Dimana rumahmu? Biar aku mengantarmu..”

“Aku tidak punya rumah..” jawabnya ketus

            Ternyata dia tidak memilki rumah, pantas saja dia kelaparan seperti tadi. Aku jadi merasa kasihan padanya, oh ya aku punya ide bagus..

“Bagaimana kalau kau pulang kerumah ku?” Pria itu mengernyitkan dahinya, menatapku bingung.

“aah, kau jangan salah tanggap. Kau bekerja dirumahku, kau akan menjadi supir pribadiku, bagaimana?”

“hanya itu? menjadi supirmu lalu diberi makanan dan rumah gratis?” tanyanya memastikan

“kau juga akan digaji,” tambahku lagi “bagaimana? Tawaran yang menarik bukan?” pria itu berfikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya. Bagus, dia setuju..

“Oh ya, perkenalkan aku hyo hwa, park hyo hwa..” kataku sambil menyodorkan tanganku.

“Namaku cho kyuhyun..” jawabnya memalingkan wajahnya dan tidak  membalas jabatan tanganku. Sepertinya aku harus terbiasa dengan sikapnya yang kurang sopan ini.

*****

KYUHYUN POV

            Aku masuk kedalam rumah gadis ini, sepertinya gadis ini putri konglemerat. Rumahnya sangat besar dan juga banyak pelayan yang menjaga rumah ini. bagus, sepertinya aku tidak akan kelaparan kalau tinggal disini.

“Aku pulaaaang..” teriak gadis itu, tingkahnya seperti anak kecil yang baru pulang sekolah.. Seorang wanita paruh baya langsung  datang menghampirinya. Sepertinya wanita ini ibunya, karena gadis ini sangat mirip dengannya. Wanita itu menatap gadis ini dengan seksama, kemudian dia memutar-mutar tubuh gadis itu, seolah dia takut kalau gadis ini terluka.

“gwenchana eomma..” kata gadis itu

“kenapa kau pulang selarut ini? Eomma sangat cemas kau tahu? “

“Mianhae eomma tadi ada sedikit kecelakaan..”

“Kecelakaan?”

“Tadi aku hampir menabrak orang, makanya aku harus membawanya kerumah sakit dulu..”

“Bagaimana denganmu? Apa kau terluka?”

“Gwenchana.. “ kata gadis itu lagi. “eomma aku ingin mengenalkanmu dengan seseorang..” katanya sambil berjalan kearahku. “dia, pria yang  hampir kutabrak tadi” ibu gadis itu tersenyum.

”Maafkan putri bibi, dia baru belajar menyetir. Apa kau terluka?”

“ani.. na, gwenchana..”

“syukurlah.. Siapa namamu?” kata ibu gadis ini sambil tersenyum ramah

“Cho Kyuhyun..”

“Eomma aku ingin menjadikannya supir pribadiku, bagaimana?”

”Supir pribadimu?” ibunya menatapku seolah sedang menilaiku. Sesaat kemudian dia tersenyum padaku.

“Ide yang bagus, setidaknya ini bisa mengurangi kekhawatiran ibu padamu..” gadis itu tersenyum senang dan langsung menggandeng tangan ibunya. “eomma aku lapaaar..” rengeknya.. Ibu gadis itu tersenyum dan langsung membawanya ke ruang makan..

“Sekretaris Kim..” kata ibunya pada laki-laki bermata sipit yang sejak tadi berdiri disudut ruangan itu ..

“Ne,..” laki-laki bernama sekretaris Kim itu mengangguk seolah sudah mengerti apa yang harus dia kerjakan.

“Silahkan ikuti saya..” katanya padaku. Aku mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Laki-laki ini memperlihatkan selukbeluk rumah ini dan peraturan dirumah ini

“Ini kamar anda, dan ini baju yang harus anda gunakan saat anda bekerja.” Katanya sambil menyodorkan satu set pakaian kehadapanku. “Ini handphone nya, Anda juga harus memakai headset ini kalau terjadi sesuatu anda harus langsung menekan tombol 1, itu panggilan otomatis yang akan langsung tersambung ke rumah .Anda harus bersikap sopan didepan tuan besar, nyonya dan nona muda. Anda tidak boleh mengatakan hal yang bisa melukai perasaan dan hati mereka…”

Aaah sial kupingku hampir tuli mendengar penjelasan laki-laki tadi. Aku mengosok-gosokkan tanganku di telingaku. Apa gadis itu keturunan bangsawan atau semacamnya? Kenapa peraturan dirumah ini ketat sekali. Tapi, dilihat dari penampilannya dia terlihat seperti gadis biasa.

*****

            Hari pertamaku bekerja disini sebagai supir pribadinya, aku menggunakan kemeja putih dan jas hitam. Aku juga menggunakan headset pemberian laki-laki itu tadi malam. Penampilanku sudah seperti bodyguard difilm-film saja. Gadis itu datang dan langsung menghampiriku, dia tampak terkejut dengan penampilanku, aku sadar aku ini sangat tampan.

“Waaah, kyuhyun kau sangat keren..” katanya sambil mengangkat dua jempolnya padaku.

“Silahkan masuk, nona muda..” kataku mengabaikannya dan membuka pintu untuknya. Gadis itu terlihat bingung dengan sikapku ini. dia masuk kedalam mobil dengan matanya yang tak lepas memandangku.. Aku menutup pintunya dan langsung masuk ke bangku supir. Membawanya ke kampus. Selama diperjalanan gadis itu terus saja menatapku.

“Sudah sampai nona muda..” kataku setelah memarkirkan mobil diparkiran kampus. Gadis itu masih tidak menjawab dan terus menatapku..

“Ya! Kau tuli? Aku bilang kita sudah sampai, babo!! “ kataku lagi. Gadis itu mendengus kesal dan menggembungkan pipinya menatap ku.

“Ya, beginilah seharusnya,. Sifatmu memang kasar, tapi kenapa tadi sifatmu bertolak belakang?”

“Karena ada sekretaris Kim, aku tidak mau dipecat di hari pertamaku bekerja..”

“ooooohh”

“cepat turun, kau mau terlambat?”

“araso, araso..” gadis itu turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam kampus. Aku heran dengannya, padahal keluarganya super kaya, tapi kenapa pakaiannya seperti itu? dia menggunakan kemeja biasa dan celana jeans juga sepatu kets.

*****

            Sudah 5 jam aku menunggu, tapi gadis itu belum kembali. Aish, sial. Kenapa tadi aku tidak Tanya jam berapa dia selesai. Aku melihat keluar mobil dan kulihat gadis itu sudah datang tapi kenapa wajahnya seperti itu? dia berjalan sambil menghentakkan kakinya di tanah. Dia membuka pintu dan duduk disampingku di bangku depan. Aku menatapnya bingung, kenapa dengan gadis ini?

“SIIIAAAAAAAAAL” teriaknya yang membuatku terkejut.

“YA! Micheoseo? Kau mau memecahkan gendang telingaku?” tanyaku geram

“AAAAAAAAAA,.. EOMMAAAAAAAAA..” teriaknya lagi. Aku menutup telingaku dengan kedua tanganku..

“YA! Wae? Kenapa kau berteriak seperti itu? kau tidak bisa menjawab soal ujian ya?” tanyaku lagi, gadis itu menggeleng lemah.

“Hari ini aku tidak bertemu dengannya..” katanya lemah

“Dia? Siapa? Pacarmu?”

”Kalau dia jadi pacarku aku pasti akan menjadi yeoja paling beruntung didunia ini.”

“Lalu?”

“Aku menyukai sunbae ku. Namanya Lee Donghae, tapi hari ini dia tidak datang. Hhh rasanya aku tidak bersemangat kalau belum melihat wajahnya.”

“Sehebat itukah dia?” tanyaku yang sukses membuat matanya berbinar-binar. Dia langsung menceritakan tentang laki-laki itu selama perjalanan pulang, aku hampir tuli mendengarnya. Apa dia sehebat yang diceritakan gadis ini?

“STOOOOP!!!” teriak gadis itu tiba-tiba. Aku langsung mengerem mobilnya mendadak.

“YA! Kau ini, jincha? Kenapa lagi denganmu?”  gadis ini mengabaikan pertanyaan ku dan matanya berbinar-binar menatap kedepan. Aku mengikuti pandangannya dan ternyata yang dia lihat adalah pojangmacha (pedagang kaki lima). Dia langsung turun dari mobil dan menghampiri ahjumma penjual disitu. Wajahnya yang tadi merengut kesal hilang entah kemana. Dia kembali dengan sekantung plastik makanan penuh dan wajahnya menjadi ceria lagi.

“Kau berteriak seperti tadi hanya untuk membeli makanan itu?” sinisku.. Gadis itu malah tersenyum dan menatapku seperti anak kecil. “banyak sekali yang kau beli, kau mau menghabiskannya sendiri? Kau sanggup?”

“Tentu saja..  Kau mau? Aku membeli tteokbokki dan odeng. Hhhm dari baunya saja sudah enak”

“Aku tidak mau makan makanan seperti itu, nanti perutku sakit..”

“Ya sudah kalau begitu..” gadis itu langsung memasukkan tteokbokki berwarna merah itu kedalam mulutnya dan memakannya dengan lahap. Tiba-tiba dia menatap kearahku dan mencondongkan wajahnya sehingga jarak wajah kami sekarang tinggal beberapa centi lagi.

“M-mwo?” tanyaku gugup, aish sial kenapa aku jadi gugup seperti ini saat wajahnya berada sedekat ini denganku

“Kau pria kan?” tanyanya sambil terus mendekatkan wajahnya denganku

“te-tentu saja aku pria. Kau mau apa memangnya?” jawabku sambil menjauhkan wajahku darinya.

“Kalau kau pria, kau pasti tau apa yang seorang pria inginkan bukan?” katanya sambil mengelus pipiku dengan telunjuk jarinya.. Apa ini? Gadis ini benar-benar ingin menguji imanku.

“araso, araso..” kataku sambil menjauhkannya dariku. Kalau terus dalam posisi seperti tadi aku tidak tau lagi apa yang akan aku lakukan.

“Sebenarnya aku…”

“Mwoya?” teriakku kesal

“kyuhyun, jebal… hm?” katanya lagi sambil menempelkan kedua telapak tangannya didepan wajahnya.

“Jadi, kau menggodaku tadi hanya untuk memintaku mendekati lee donghae?”

“Siapa yang menggodamu?” balasnya tidak terima. “Pikiranmu saja yang terlalu mesum” sambungnya lagi.

Aish sial, kenapa aku berpikiran yang bukan-bukan tadi, padahal dia tidak bermaksud apa-apa padaku.

“Baiklah, tapi apa kau sudah mengutarakan perasaanmu padanya?”

“Belum, aku hanya pernah mengirimkannya surat tapi tidak dibalas..”

“Surat? Surat cinta maksudmu? Hahaha Ya! Kau fikir kau hidup di zaman apa sekarang?”

“kalau menurutmu itu ide jelek cepat beritahu aku cara yang tepat untuk menarik perhatiannya?”

“Baiklah, lihat saja besok..” kataku sambil melajukan mobil.

*****

Cara I

Laki-laki itu biasanya akan lemah kalau melihat seorang gadis pingsan didepannya. Nah, saat kau akan pingsan, huup dia akan langsung menangkapmu dan membawamu ke rumah sakit. Itulah saat yang tepat untuk mu berkenalan dengannya..

aku dan hyo hwa bersembunyi dibalik tembok dikoridor kampus. Sudah sore dan suasana kampus mulai lengang. Laki-laki itu selalu pulang terlambat karena dia harus latihan basket, wajar saja lee donghae itu ketua tim basket dikampus ini.

“Apa kau yakin? Apa akan berhasil dengan cara seperti ini?”

“Tenang saja, ikuti saja sesuai kataku tadi..” gadis itu menganggukkan kepalanya.

“Apa make-up nya tidak terlalu berlebihan..” tanyanya lagi, memang aku menyuruhnya memakai make-up agar wajahnya terlihat pucat, aku juga menyuruhnya membuat bibirnya keliatan putih.

“Tenang saja, semuanya sudah sempurna. Tinggal aktingmu saja nanti..”

“itu dia datang..”

“bagus, cepat keluar..” kataku sambil mendorong tubuhnya pelan. Hyo hwa berjalan terhuyung-huyung sambil memegang keningnya. Bagus, aktingnya sempurna!! Tapi, anehnya lee donghae tidak menatap kearahnya, dia sedang sibuk mendengar lagu dari earphonenya sambil membaca buku dan terus berjalan sambil menundukkan kepalanya. ‘nah, bagus sekarang saatnya’ kataku dalam hati saat melihat mereka berpas-pasan. Tapi, gadis itu belum menjatuhkan dirinya juga.

“Bruuuk” suara jatuhnya sangat keras, hahaha pasti tubuhnya sakit sekali jatuh dilantai seperti itu. Dia baru jatuh saat lee donghae sudah membelakanginya sekitar 10 cm darinya. Hyo hwa babo!! Lee donghae terus berjalan dan aku langsung bersembunyi dibalik tembok lagi. Dia benar-benar tidak sadar kalau ada yang pingsan dibelakangnya. Gadis itu masih tetap pada posisinya semula dilantai tanpa bergerak sedikitpun.

“Ya! Sampai kapan kau mau tidur disitu terus?” hyo hwa membuka matanya sedikit seolah sedang mengintip siapa yang sedang berbicara dengannya.

“Kyuhyun!! Mana donghae oppa?” katanya dengan ekspresi terkejut.

“Ya! Babo? Kau tadi pingsan saat dia sudah membelakangimu.. Sebenarnya kau ini bodoh atau apa sih?” kataku sambil menoyor kepalanya.

“Aish, ini semua karena rencana gilamu ini. Haaaah pinggangku sakit sekali karena jatuh tadi..”

Katanya sambil menggosok-gosok pinggang dengan tangannya. Aku tersenyum geli melihat ekspresinya itu, pipinya yang chubby sangat menggemaskan kalau sedang marah.

*****

CARA  II

“Wanita itu akan lebih menarik saat dia berbeda dengan wanita lain disekelilingnya..”

“maksudmu?”

“Lihat dirimu, kau menggunakan kaos dan celana jeans juga sepatu kets busukmu itu. Berdandanlah dan pakai dress juga highheels supaya kau terlihat lebih anggun dan berkelas, jangan seperti preman pasar seperti itu..” lagi-lagi dia mengembungkan pipinya kesal. Rasanya ingin sekali mencubit pipinya itu.

“Lalu?”

“Lalu apa?”

“Aku tidak punya satu pun dress yang kau katakan tadi…”

“m-mwo?” aku melihat isi lemari pakaian nya dan hanya kaos, kemeja dan celana jeans. Gadis ini, benar-benar membuatku sakit kepala.

            Hari ini aku dan hyo hwa datang ke butik langganan ibunya hyo hwa untuk membelikan dress yang sesuai untuknya.

“Permisi nona, tuan ada yang bisa saya bantu?” Tanya pramuniaga itu ramah.

“Tolong cari dress yang cocok untuk gadis ini..” kataku to the point.

Beberapa saat kemudian, hyo hwa keluar dari ruang ganti. Mataku terbelalak melihat dirinya, bukan kagum tapi aneh.

“Ya! Memangnya kau mau kepemakaman?” ketusku. Gadis itu mendelik tajam ke arahku. “Tidak bagus, cepat ganti lagi!!!” suruhku. Gadis itu masuk lagi keruang ganti sambil mengerutu kesal. Tentu saja aku berkata seperti itu, dia memakai long dress warna hitam, tak tertinggal sarung tangan jaring dan juga topi kecil dengan cadar kecil didepan matanya. Heh, dia seperti wanita bule yang sedang datang kepemakaman saja..

Setelah 15 menit aku menunggu dia keluar lagi, dan gilanya dia memakai hanbok, pakaian tradisional korea. Aku berusaha tawaku yang hampir keluar tapi sia-sia aku lemah dalam menahan tawa.

“HAHAHAHAHA…”

“Kyuhyun!!” gertaknya

“Ka-kau mau ke acara ulang tahun nenekku?” kataku disela-sela tawaku..

“Sial, kalau tidak bagus bilang saja. Kau mau menghinaku?” katanya sambil masuk dan menutup kasar ruang ganti..

Hahahaha, aku tidak bisa berhenti tertawa, sampai akhirnya perutku sakit.. Gadis itu benar-benar babo….

            Sudah hampir 30 menit aku menugggu tapi hyo hwa belum keluar juga, apa dia menyerah? Aku kembali membolak-balikkan majalah ditanganku dengan malas.

“Bagaimana?”

Aku mendongakkan kepalaku dan terpana dengan pemandangan didepanku. Gadis ini, hyo hwa dia sangat cantik. Dia menggunakan dress selutut berwarna biru muda dengan rambutnya yang ikal sebahu dan poni didepannya juga highheels yang  senada dengan bajunya. Dia terlihat seperti boneka.. Deg.. tiba-tiba jantungku berdetak cepat…

“Apa masih aneh?” tanyanya lagi

“A-ani..” jawabku terbata. “bagus, ini cocok sekali denganmu..” sejak kapan wajahnya sudah dipoles seperti itu? Dia benar-benar cantik…

Hyo hwa menatap kearah pramuniaga disampingnya dan tersenyum.

“benar kan kata saya nona, pacar anda pasti suka..” kata pramuniaga disampingnya sambil menyeggol lengan hyo hwa.

“ani, dia itu bukan pacarku..” kata hyo hwa sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

“ayo kita berangkat sekarang..” kataku sambil menarik tangannya dan membawanya ke mobil setelah dia membayar bajunya itu.

Aku sudah sampai di tempat aku menunggu donghae kemarin dan aku harus membuat rencana kali ini berhasil, walaupun ada sedikit ketidak relaan di hatiku..

“Dengar, saat dia sudah berpapasan denganmu kau harus menjatuhkan sapu tangan ini., araso?” Kataku sambil memberikan saputangan berwarna putih polos itu padanya. Dia menganggukkan kepalanya pelan. “Kalau ini sesuai dengan perkiraanku, dia akan memungut sapu tanganmu dan kalian akan bisa berkenalan..” hyo hwa tersenyum dan memandang sapu tangan itu..

“Itu dia, cepat pergi..” kataku, tapi aku tidak mendorongnya kali ini, aku sedikit tidak rela. Hyo hwa mengerti dan pergi menuju arah donghae. Kulihat ekspresi donghae yang terpana melihat hyo hwa, hari ini dia tidak membaca buku dan mendengar music seperti kemarin. Sepertinya rencana kali ini akan berhasil,.

Hyo hwa masih terus berjalan dengan anggun dan saat dia sudah berpapasan dengan donghae dia menjatuhkan sapu tangannya dan terlihat sangat natural.. Bagus, lee donghae memungut saputangannya dan memanggil hyo hwa..

*****

HYO HWA POV

Aku berjalan seanggun mungkin didepan pria pujaanku ini, berharap kali ini aku bisa berkenalan dengannya dan kalau bisa aku ingin dia menjadi pacarku. Aku menjatuhkan saputanganku senormal mungkin semoga kali ini berhasil.

“noona?” aku mendengar suara donghae oppa memanggilku. Yes! Akhirnya kali ini aku berhasil.. aku membalikkan tubuhku dan melihatnya sedang memegang saputanganku.

“Ini, terjatuh,..” katanya lagi sambil menyodorkan saputangan kearahku..

“aah, ne.. gomawo..” kataku sambil tersnyum manis. Sebentar lagi dia pasti akan menanyakan namaku dan kami akan bekenalan. Diluar dugaanku, dia berbalik dan malah meninggalkanku yang melongo sendirian.. Saat aku sudah tidak melihat donghae oppa lagi, aku mendengar suara tawa yang sangat keras dan aku tahu suara siapa itu..

“Berhenti tertawa, cho kyuhyun!!!!” teriakku, tapi dia masih saja tertawa.. Aish laki-laki ini, aku berjalan menghampirinya dan melihatnya berjongkok sambil tertawa dan memegang perutnya.

“Hentikan tertawamu itu!!!”

“ige, ahahaha, kau tidak tau bagaimana lucunya wajahmu yang melongo seperti tadi, a-aku… hahahaha” katanya masih sambil tertawa..

“ya! Kyuhyun , hentikan!! Aku mau pulang dan beristirahat. Aku lelah sekali..” kataku sambil menarik-narik lengannya..

“Araso,araso.. Ayo kita pulang sekarang…” dia berdiri dan berjalan didepanku. Sia-sia saja aku meminta pendapatnya, kenyataannya semua rencananya gagal, dan aku malah menjadi bahan tawanya..

*****

KYUHYUN POV

Aku memarkirkan mobil didepan rumah “nona, kita sudah sampai”kataku dan berbalik menatap hyo hwa yang duduk di kursi belakang. Gadis itu sudah tertidur, sepertinya dia sangat kelelahan aku jadi tidak tega membangunkannya. Wajahnya yang sedang tertidur terlihat sangat polos dan damai. Aku membuka pintu mobil perlahan dan meraihnya dalam gendonganku, aku berusaha agar tidak menimbulkan suara supaya dia tidak terbangun. Aku menggendongnya kekamarnya dilantai 2, untung saja tidak ada lagi pelayan yang berkeliaran dirumah karena sudah larut malam.

Aku membuka pintu kamarnya perlahan dan membaringkannya dikasurnya yang empuk. Saat aku ingin menyelimutinya aku melihat kakinya yang masih menggunakan highheels, aku melepasnya dan melihat kakinya yang kemerahan bekas sepatu ini, hati-hati aku menarik selimut dan menutupnya hingga lehernya. Dia bergeliat pelan, saat aku menyelimutinya, wajahnya.. hari ini aku melihat sisi lain darinya, bukan hanya manja dan suka berteriak. Tapi ternyata dia juga menjadi anggun seperti seorang putri. Aku terus memperhatikan wajahnya, tanpa sadar aku menggerakkan tanganku dan menyingkirkan poninya, mencium keningnya lembut.. “jaljayo…” kataku pelan..

TBC…